GUBUK | Gudang Buku Kristen Online


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Bab 13 -- Pertanyaan 4

Mengapa Ilah keakuan selalu membuat Anda kecewa dan tertipu pada akhirnya? Bandingkan dengan air hidup yang dijanjikan Kristus jika kita bergantung kepadanya, apa yang menjadi perbedaannya?

Tejo Jayadi: Yesus menjanjikan DiriNya sendiri yaitu FirmanNya yang adalah air kehidupan bagi setiap kita untuk dapat hidup dengan baik dan benar sebagai anak- anak Allah. Bila Firman Allah sudah membentuk kita dan menjadi bagian hidup kita, Firman itu bagaikan mata air yang tidak pernah kering, menjadi sumber kehidupan kita. Bila kita menggantikannya dengan yang lain misalnya ilah keakuan, segala sesuatunya akan berujung dengan kekosongan dan kehampaan sehingga kita merasa kecewa dan tertipu.

Richi Bintoro Anggara: Seperti kisah anak Daud yg menyukai saudarinya sendiri (Amnon an Tamar 2 Sam13:1-23), ketika Amnon memperdaya Tamar sehingga semua terjadi, bencilah ia padanya, tidak lagi menyukainya, inilah bentuk ilah keakuan dalam diri manusia, benci dan kecewa adalah buah dari dosa yang telah diperbuat manusia, Air hidup yang diberikan Yesus memberikan kita kelegaan dan damai sejahtera yang abadi, saat kita mendaraskan Firman Tuhan terus menerus, air itu keluar dari dalam diri kita, menyebar dalam diri menjadikan sumber untuk dibagikan pada orang yang membutuhkan, perbedaannya keabadian yg berlangsung dalam hidup kalau ilah keakuan cenderung ke dalam kegelapan hidup merasakan benci, kecewa, dendam, dll, sedangkan air hidup Yesus merasakan damai yg menyenangkan sehingga dapat membahagiakan orang lain, memberikan kesejukkan hati org yang kita ajak bicara, memberikan kesukaan dalam lingkungan hidup kita, anak, istri, orang tua, saudara, dst.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 13 - Pertanyaan 3

Apakah Anda mengalami 'kebocoran' dalam hidup Anda seperti yang diceritakan Penulis? Atau 'kebocoran' dalam hidup keluarga Anda? Atau gereja Anda? Bagaimana Anda mengatasinya?

Linda Cheang Yue Lin: Ya, saya pernah mengalami "kebocoran" tsb dalam perjalanan hidup priobadi saya dan sebaiknya tidak perlu dipublikasikan.

Namun kasih Allah yang sangat baik, membawa saya keluar dan mengatasi "kebocoran" tsb dan sekarang, saya bisa katakan bahwa hidup saya ini semata karena kasih anugrah dari Allah, bukan lagi hidup karena usaha saya sendiri.

Okti Nur Risanti: Pernah sekali, dan berkali-kali. Cara mengatasinya: refleksi, doa, dan meminta pertolongan dari Tuhan. Tidak ada cara lain yang lebih manjur dari itu.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 13 -- Pertanyaan 2

Penulis mengatakan bahwa ilah keakuan adalah berhala yang paling tidak kenal lelah. Menurut Anda, apa maksudnya? Setujukah Anda?

Tejo Jayadi Setiap hari kita diperhadapkan pada kondisi- kondisi yang menstimulus emosi dan pikiran kita untuk mementingkan diri sendiri, mengandalkan diri sendiri, melupakan Tuhan di dalam seluruh aktivitas kehidupan kita. Tuhan menginginkan seluruh hati kita tetapi sering kali kita menyisakan sedikit untuk diri sendiri, atau menyisakan porsi besar untuk kita sendiri bahkan tidak mau sama sekali menyerahkannya untuk Tuhan. Mendekap segala sesuatu pemberian Tuhan untuk diri sendiri tanpa dibagikan kepada orang lain untuk kemuliaan Tuhan menjadikan diri sendiri fokus penyembahan, yang semestinya Tuhan. Masih bayak lagi illah keakuan yang tidak kita sadari maupun yang kita sadari masih menjadi allah hidup kita dan terus tidak mau kita lepaskan. Kekhawatiran, kemarahan, kepahitan, dll juga merupakan illah keakuan, karena semuanya berfokus pada diri sendiri.

Poedjo Soetrisno: Illah keakuan memindahkan otoritas Allah kepada dirinya sendiri seperti manusia pertama ingin menjadi seperti Allah pada waktu makan buah larangan.
Sampai sekarang manusia selalu baik secara sadar atau tidak sadar keakuannya menyebabkan dia mengandalkan diri lebih dari pada mohon pertolongan Allah.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 13 - Pertanyaan 1

Mengapa "keangkuhan" menjadi salah satu gejala bahwa "ilah keakuan" bertahta dalam hidup kita? Berikan contoh-contohnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Richi Bintoro Anggara: Keangkuhan dan keegoisan akan muncul dalam illah keakuan, sungguh menjadi bumerang yang menjerat kita utk meninggikan selalu diri sendiri di atas org lain, menjadikan kita self image, dan tidak mengindahkan perkataan orang lain, contoh banyak kebanyakan org tua yang memiliki faham kuno selalu menjadikan ini sebagai tameng dalam keluarga, membentuk pribadi yg tegar dan tidak bisa digoyahkan oleh apapun, sebelum sesuatu terjadi dalam dirinya (ketukan Tuhan).

Theresia S. Setyawati: Merasa diri benar, cenderung mencari dan melihat kesalahan orang lain, tidak mau menerima masukan dari orang lain, dan berorientasi untuk mencari kenyamanan dan keuntungan diri sendiri. Menurut saya itu beberapa contoh yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 7 (terakhir)

Sanggupkah Anda mendahulukan Tuhan di atas segalanya dan menyerahkan keluarga Anda di atas mezbah Tuhan?

Tjahjadi Souw: Setiap hari minta Tuhan tunjukkan kesalahan2 / dosa2 kita . Minta Tuhan mengubah hidup kita, agar kita benar2 hidup berkenan kepadaNya. Inilah perjuangan kita setiap hari, sampai Ia berkenan, dan membawa kita ke next level.

Young Joseph Xie: Saya percaya Tuhan akan memampukan saya ketika saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menerima hal itu. Tuhan tahu kok kemampuan / sampai seberapa jauh iman percaya saya.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 6

Apa reaksi Anda jika pasangan Anda (atau orang tua Anda - untuk yang masih single) berkata, "Aku mencintaimu, tapi aku mencintai Tuhan lebih daripada aku mencintaimu."?

Suratman Aripin: Reaksi saya : Puji TUHAN kalau ia mengasihi TUHAN lebih daripada menegasihi saya, karena bila orangtua atau pasangan saya mengasihi TUHAN tentu ia akan mengerti cara mengasihi saya dengan benar.

Okti Nur Risanti: (Harusnya) senang, karena dengan ia lebih mencintai Tuhan, ia akan mencintai saya dengan benar dan tulus, sesuai dengan kasih Tuhan.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 5

Bagaimana cara menolong orang tua yang terlalu protektif terhadap anak-anaknya atau keluarganya? Apakah sikap terlalu protektif itu bisa menjadi tanda-tanda bahwa kita mulai memuja keluarga dan kurang mempercayai Allah?

Theresia S. Setyawati: Mengingatkan orang tua bahwa dalam mendidik dan mengasuh anak, kita tidak dapat mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan anugerah dan providensia Allah serta proteksi-Nya agar anak-anak kita tetap berjalan di jalan-Nya. Kalau sebagai ortu kita terlalu protektif itu tandanya kita tidak mengakui bahwa kita hanyalah ciptaan dan pengelola tanggung jawab yang Allah berikan. Bisa jadi kita justru ingin menjadi tuhan bagi keluarga atau keluarga yang jadi tuhan kita. Begitu menurut hemat saya.

Decky Arianto Safe Nitbani: Protektif dari sudut pandang pertumbuhan bagi si anak itu tidak bagus. Kalau dari sudut pandang Alkitab itu berarti kekuatiran yg berlebihan. Sehingga hal ini juga tidak baik. So bagi orang tua karena pengaruh jaman serta lingkungan yang semakin tidak kondusif yang mendorong orang tua protektif.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 4

Fakta membuktikan bahwa apa yang terjadi di keluarga akan mempengaruhi hidup anggota-anggotanya. Jadi, kebahagiaan Anda tergantung dari apakah kondisi keluarga Anda baik-baik, kalau tidak baik maka Anda pun akan merasa tidak baik. Apakah hal ini salah? Mengapa?

Tjahjadi Souw: Restorasi pribadi yang menuju/memperkuat restorasi keluarga. Mulai dari perubahan pribadi, akan memperkuat keluarga kita.

Suratman Aripin: Saya setuju apa yang terjadi di keluarga akan mempengaruhi hidup anggota-2nya karena apa yang ditanamkan dalam keluarga biasanya hal itu menjadi tata nilai dalam kehidupan mereka. Namun kebahagiaan kita tidak sepenuhnya tergantung pada kondisi keluarga. Hal ini tidak salah karena tata nilai seseorang juga dipengaruhi pihak lain termasuk pemahaman akan kebenaran.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 3

Banyak orang, termasuk orang Kristen, menganggap kisah Abraham yang diminta untuk mempersembahkan anaknya adalah contoh yang ekstrem. Tidak mungkin Allah sekejam itu. Bagaimana menurut Anda?

Young Joseph Xie: Kalau Tuhan menilai Abraham tidak mampu menerima cobaan itu, maka Tuhan tidak akan memberikan nya pada Abraham, Kekejaman Tuhan adalah untuk kebahagian umatNya dan kebenaranNya.

Linda Cheang Yue Lin: Siapapun yang mengganggap Allah kejam karena permintaanNya kepada Abraham untuk persembahkan Ishak, berarti masih belum sepenuhnya meyakini otoritas Allah.

Allah itu pemilik semuanya, bahkan pemilik nyawa kita juga. Adalah sah-sah saja jika Allah menguji iman seseorang termasuk Abraham dengan cara meminta hal yang paling dikasihinya untuk dikorbankan.

Sekarang bagi kita semua, apa hal yang paling kita kasihi sehingga memungkinkan suatu saat Allah minta kita untuk mengorbankannnya?

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Bab 12 - Pertanyaan 2

Penulis meminta kita membuat gambaran bahwa hidup kita seperti roda. Setiap jari-jari dalam roda itu mewakili hubungan yang berbeda-beda yang membentuk hidup kita. Mengapa Allah tidak boleh dianggap sebagai salah satu bagian dari jari-jari roda itu?

Feronica Se: Allah merupakan poros/central dari pada roda tsb dan jari-jari merupakan setiap segi kehidupan kita. yang berarti jika jari2 kehidupan kita selalu bergantung pada poros/central dari pada roda tentunya akan berputar dengan indah.

Tejo Jayadi: Karena Allah ada di dalam semua hubungan tersebut. Hubungan intim kita dengan Allah sudah terbentuk dan ada serta terus akan berkembang bila kita mau menyadarinya dan mendalaminya setiap waktu. Sebelum semua hubungan dengan sesama terbentuk, kita sudah mempunyai hubungan yang intim dengan Allah. Allah layak dan berhak di tempatkan sebagai pusat dalam setiap hubungan kita dengan sesama.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Komentar