GUBUK | Gudang Buku Kristen Online


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Bab 4 -- Pertanyaan 1

Mengapa mengerti tentang 'waktu' itu penting bagi kita, sebagai orang Kristen?

Tjahjadi Souw: Waktu menjadi penting karena kita perlu mengetahui ritme maksimum kita yang efektif, perlu memiliki kriteria untuk memilih bagaimana kita menggunakan waktu kita, perlu membudget waktu itu jauh di muka.

Poedjo Soetrisno: Mengerti Waktu penting bagi kita orang Kristen karena Waktu adalah harta milik anugerah Tuhan yang benar benar ada dalam diri kita yang akan mengikuti kita sampai kekekalan sedang yang lain Harta dunia akan kita tinggalkan.
Konsep waktu menjadi jelas bagi kita kalau kita berelasi dengan Tuhan sehingga eksistensi manusia sebagai mahluk yang diciptakan untuk melakukan Kehendak Tuhan dan menghargai Waktu yang Tuhan Anugerahkan pada kita.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 3 -- Pertanyaan 2

Hidup manusia tidak dihargai dari panjang atau pendek usianya, tapi dari kualitas hidupnya. Sebagai orang Kristen, dengan apakah kualitas hidup seseorang diukur?

Suratman Ariphin: Kualitas hidup seorang Kristen tidak ditentukan oleh panjang dan pendeknya hidup, melainkan apakah dalam menjalani hidupnya sudah sesuai dengan Kehendak TUHAN.

AmiDya Tri Agusti: Penulis mengungkapkan bahwa panjang pendeknya hidup manusia tidak tergantung pada waktu yang ada padanya. Kualitas hidup manusia diukur dengan waktu yang kita pakai sebaik-baiknya dalam tangan Tuhan. Menggunakan waktu yang kita miliki dengan hal-hal yang terkait pada kekekalan.

Feronica Se: Kualitas hidup diukur dari bagaimana seseorang dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Dengan hikmat Tuhan atau dengan akal pikirannya sendiri

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 3 -- Pertanyaan 1

Anda termasuk kategori yang mana, seperti orang kota yang sibuk dan mengejar-ngejar waktu, atau seperti orang desa yang santai dan membuang-buang waktu?

Dedy Yanuar: Saya saat ini agak lebih sibuk. lebih dari biasanya. Karena banyak dipercayakan, otomatis makin banyak yang dituntut atau kewajiban yang harus saya lakukan. Kadang memang saya kekurangan waktu.

Ayub Arifin Tanjung: Karena saya masih berusia muda dan belum tahu banyak hal, sebagian besar waktu saya gunakan untuk belajar sesuatu yang saya minati dan yang dipercayakan pada saya, namun ada waktu khusus yang saya gunakan untuk santai dan berelasi. Mencoba mengistirahatkan tubuh dan pikiran.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 2 - Pertanyaan 2

Apa yang dimaksud Penulis tentang "hati yang bijaksana"?

Gita Mahardhika: Hati yang memiliki relasi pribadi dengan Tuhan sehingga mengerti maksud dan kehendak Tuhan.

Decky Arianto Safe Nitbani: Penulis mengatakan bahwa untuk mencapai hati yang bijaksana kalau manusia menggunakan waktu sebaik baiknya. Kalau saya berpendapat bahwa sebagaimana yang dikatakan dalam Amsal Pasal 28 bahwa Takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjahui kejahatan itulah bijak.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 2 - Pertanyaan 1

Penulis menunjukkan 4 cara menghitung hari:
1. Menambah (+)
2. Mengurangi (-)
3. Mengalikan (x)
4. Membagi (:)
Apa yang Anda pelajari dari cara-cara menghitung ini? Mana yang paling cocok untuk menghitung hari-hari hidup ini?

Naomy Mei Fitriyanti: 1. Menambah = Menyadari bertambahnya usia, menyadari pula apa yang sudah kita kerjakan, dan memotivasi untuk semakin bertambah Iman, bijaksana, dan moral kita.
2. Mengurangi = Menyadari bahwa waktu hidup kita di dunia berkurang, memotivasi untuk mempergunakan waktu yang tersisa dengan bijak.
3. Mengalikan = Melakukan sesuatu yang berguna dengan waktu yang sedikit tetapi menghasilkan sesuatu yang besar dan bernilai.
4. Membagi = Menggunakan waktu dengan tidak hanya mementinkandiri sendiri, tetapi juga bagaimana dapat membagi hidup kita dengan orang lain.
Kalau menurut saya keempat cara menghitu waktu ini cocok digunakan, karena semua mengarah kepada tidak menggunakan waktu dengan sia-sia.

Tejo Jayadi: Menghitung hari- hari dengan bijaksana dapat memakai cara menambah, mengurangi mengalikan dan membagi dengan menghubungkan waktu yang saya miliki dengan pencapaian yang Tuhan inginkan dalam hidup saya. Menambah berarti semakin bertambahnya waktu pencapaian saya harus bertambah, otomatis semakin berkurangnya usia semakin berkurang juga hal- hal yang tidak berkenan kepada Allah dan semakin fokus pada tujuan dan rencana Allah, dikalikan waktu yang saya miliki dapat saya pergunakan dengan efektif dan efisien supaya kehendak Allah tercapai, dibagi waktu menjadi harta yang paling berharga sehingga harus dipakai sebaik- baiknya bagi Tuhan.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 1 - Pertanyaan 2

Kita setuju dengan pernyataan Penulis bahwa Tuhan tidak mudah marah, namun tidak berarti Tuhan tidak akan marah. Karena itu, dapatkah Anda secara pribadi menjawab pertanyaan Musa, "Siapakah yang mengenal kekuatan murka Allah dan takut kepada gemas Allah?" Pernahkah Anda kena marah dari Allah? Silakan bagikan pengalaman Anda.

AmiDya Tri Agusti: Pendapat saya tentang murka/kemarahan Tuhan ya Tuhan dapat murka. Dari mana kita mengetahu Tuhan murka? Kita dapat mengetahuinya dari Alkitab. Segala sesuatu yang tidak berkenan dengan kebenaran firman Tuhan akan membuat Allah murka kepada kita. Contohnya adalah bangsa Israel, ketika mereka tidak setia kepada Tuhan, ketika mereka melanggar kekudusan Tuhan, maka mereka akan menerima hukuman dari Tuhan. Pernahkah saya kena marah dari Allah? Ya, pernah. Kecerobohan dan kurang taat membuat saya kena marah dari Allah. Akan tetapi, ketika saya bertobat, Tuhan mengampuni dan memberi kekuatan. Saya yakin hukuman yang pernah saya terima pun adalah tanda jika Allah mengasihi saya.

Suratman Ariphin: Menurut saya pertanyaan Musa, "Siapakah yang mengenal kekuatan murka Allah dan takut kepada gemas Allah?" merupakan pertanyaan yang mengingatkan sering kali kita tidak mengingat betapa dahsyatnya kekuatan murka TUHAN sehingga kalau kita mengerti betapa dahsyatnya kekuatan murka TUHAN dan kegemasan ALLAH maka seharusnya kita hidup tidak sembarangan. Mengenai pengalaman kena marah TUHAN/ditegur TUHAN, saya pernah mengalami ketika saya mengandalkan kemampuan sendiri tidak menjaga kesehatan tubuh saya dengan baik dan akhirnya kondisi kesehatan menjadi tidak baik.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 1 - Pertanyaan 1

Di Bab 1, Penulis menjelaskan bahwa Maz 90:10 yang ditulis Musa bukanlah pernyataan yang pesimis. Setujukah Anda?

Ayub Arifin Tanjung: Iya setuju, melihat ayat 10 dan seterusnya adalah sikap Musa yang begitu menyadari kondisi dan situasi pada saat itu yang telah melihat berbagai penderitaan yang dialami bangsa dan dirinya, saya pribadi berpendapat memang benar, tidak dipungkiri jika hidup ini selalu ada sikap pesimis, hal ini untuk menyadarkan diri bahwa kesulitan memang ada, namun hal itu harus di barenig dan di akhiri dengan sikap optimi,s bahwa ada pengharapan di dalam iman kita kepada Allah.

Poedjo Soetrisno: Saya setuju sebab saya yakin Musa mengerti sekali akan Kehendak Tuhan dan dari bangsa yang keluar dari perbudakan di Mesir hanya Musa , Yusak dan Kaleb {serta mungkin beberapa orang saja} karena kebanyakan mati sebelum 80 tahun akibat hukuman Tuhan pada bangsa Israel.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab Pendahuluan - Pertanyaan 2

Jika Musa mengalami 3 tahapan:
1. I am something.
2. I am nothing.
3. God is everything.
Di tahapan yang mana Anda berada saat ini?

Gita Mahardhika: Ketiga tahapan ini sepertinya berganti-ganti saya alami.. dan kadang satu bidang kehidupan memiliki tahapan yang berbeda dengan bidang kehidupan saya yang lain.. misal dalam saat yang bersamaan, di hal keuangan saya merasa bahwa God is everything, tapi dalam hal pekerjaan saya merasa I am something.. tahapan ini juga berganti-ganti.. dalam hal pekerjaan misalnya, kadang saya merasa I am something, tapi kemudian saya merasa I am nothing, dan kadang juga merasa God is everything.. ketiga tahapan ini saya alami berganti-ganti.

Feronica Se: Jujur aja saat ini saya juga masih silih berganti diantara ketiganya dalam eksistensi kehidupan saya. Dan jujur hingga saat ini saya masih belajar berusaha agar saya mendapatkan kepada tahap ke 3 bisa selalu hadir dalam eksistensi kehidupan saya. Amin.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab Pendahuluan - Pertanyaan 1

Penulis memulai bukunya dengan menyebutkan ayat dari kitab Mazmur yang ditulis oleh Musa (Maz. 90:12). Dari pembahasan Penulis tentang Musa apa yang dapat Anda pelajari?

Tjahjadi Souw: Hari-hari kita di bumi, paling lama 70-80 tahun (ay.10), adalah jangka yang pendek dibandingkan dengan kekekalan. Kita harus berdoa memohon pemahaman yang memadai tentang singkatnya hidup kita ini supaya mempersembahkan hati yang bijaksana kepada Allah dalam memanfaatkan setiap hari yang diberikanNya kepada kita. Hidup ini harus menjadi persiapan untuk hidup di akhirat, dan kita harus memutuskan apa yang ingin dicapai Allah bagi diriNya, keluarga kita dan orang lain melalui kesetiaan pelayanan kita. Ketika waktu kita di dunia ini sudah habis dan kita sampai di sorga, bagaimana kita hidup atau tidak hidup dalam pengabdian kepada Allah akan dinilai. Mengingat hal itu, kita harus berdoa memohon hati yang bijaksana, ketakutan yang benar akan Allah (ay.11), dan perkenan Allah atas hidup dan pekerjaan kita bagi Dia (ay. 13-17).

AmiDya Tri Agusti: Penulis menuliskan sosok Musa dengan kronologis dan sistematis. Di awal dengan satu pernyataan bahwa Musa adalah seorang pemimpin yang membawa keluar bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Lalu, penulis menjelaskan kehidupan Musa selama 120 thn yang dibagi dalam 3 fase, yaitu 40 thn pertama, 40 thn kedua dan 40 thn terakhir. Saya belajar di sini, semula Musa beranggapan bahwa "I am something", tetapi setelah ia dibentuk Tuhan selama 80 thn, ia menyadari bahwa "I am Nothing", terlebih Musa mengakui bahwa "God is Everything." Tuhan berdaulat penuh atas "space" dan "place". Tuhan Allah memegang kendali atas waktu yang Musa miliki.

Tong, Stephen. Waktu dan Hikmat. Surabaya: Momentum.

Moderator: Yulia Oeniyati

Bab 13 -- Pertanyaan 5 (terakhir)

Ketika jiwa kita terus menerus merasa lelah, kesepian, tidak bahagia, dan kehausan cita kasih, sebenarnya itu petanda bahwa ilah keakuan sedang menjerit-jerit minta diperhatikan, seperti yang dialami perempuan Samaria. Apa sebaiknya yang Anda lakukan ketika hal itu terjadi?

Poedjo Soetrisno: Sebaiknya dalam keadaan terus menerus merasa lelah, kesepian , tidak bahagia dan haus akan cinta kasih kita memohon air hidup yang ditawarkan Tuhan Yesus pada perempuan Samaria itu artinya mengutamakan Keselamatan rohani lebih dari pada segala kesenangan yangbersifat fana/ sementara saja sehingga seperti Rasul Paulus kita dapat berkata segala sesuatu kuanggap sampah setelah pengenalannya pada Tuhan Yesus.

Young Joseph Xie: Berdoa , mengakui kelemahan kita dihadapanNya, memohon pertolonganNya dan menunggu apa yang Tuhan akan perbuat dalam hidup kita, Ketika kita selalu melekat kepadaNya, maka suara yang kita dengar pasti sinkron dengan Firman Tuhan ,dan itulah yang Tuhan kehendaki kita perbuat.

Idleman, Kyle. Gods at War. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.

Moderator: Yulia...

Komentar