Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Khotbah Yesus di Bukit
Submitted by admin on 7 March, 2011 - 16:33
Kategori: Resensi Buku Cetak, Renungan
|
Mata ganti mata, gigi ganti gigi; itulah yang dunia ajarkan. Bagi dunia, orang yang memberikan pipi kanannya setelah ditampar pipi kirinya disebut orang lembek. Hal ini berbeda dengan apa yang diajarkan Tuhan Yesus, khususnya dengan khotbah Tuhan Yesus di bukit. Pelajaran apa yang bisa kita dapatkan dari khotbah Yesus itu? Banyak yang menilai bahwa khotbah di bukit adalah suatu ajaran yang mustahil untuk direalisasikan. Orang tidak menyangkal keluhuran dan kebijaksanaan Yesus dalam hal pengajaran-Nya, namun yang dipertanyakan adalah penerapan praktisnya dalam kehidupan sehari-hari yang masih dipengaruhi oleh keinginan daging.
Dalam buku ini, Pdt. Eka Darmaputera mencoba menguraikan khotbah Yesus dengan menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan komunikatif, atau dengan kata lain, dengan bahasa "pasar", agar mudah dipahami oleh setiap orang Kristen. Kelebihan buku ini yaitu hanya membahas satu perikop Alkitab, Matius 5:3-12. Buku ini juga tidak mengawali pembahasannya dengan ayat Alkitab, doa, dan diakhiri dengan aplikasi seperti yang biasa ditemukan dalam buku-buku renungan. Materi yang ada disampaikan dalam bentuk uraian, sehingga memudahkan pembacanya menangkap makna rohani dari khotbah Yesus di bukit, meskipun kesembilan ucapan bahagia tidak semuanya dibahas dalam buku ini.
Salah satu motivasi Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D. menulis buku ini adalah beliau ingin menguraikan secara sederhana ajaran Yesus yang dipandang cukup sulit diterima akal, terkhusus kita yang hidup pada saat ini. Selain buku ini, Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D. juga menulis buku-buku lain seperti "Beragama dengan Akal Sehat", "Dengarlah yang Dikatakan Roh", "Mengapa Harus Salib", "Ketika Takut Mencekam", "Iklan bagi Anak Hilang", dan "Tanpa Plus, Tanpa Minus." Ingin tahu seperti apa uraian Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D. tentang khotbah Yesus di bukit? Segeralah baca buku ini.
Peresensi: Yonathan Sigit
- Login to post comments
- 6115 reads