RSS Pelitaku | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

RSS Pelitaku

Syndicate content
Updated: 2 years 50 weeks ago

Kelompok Menulis Kristen

23 November, 2021 - 10:47

Bagi penulis Kristen, kerja sama tim adalah kunci utama untuk keberhasilan penemuan, penegasan, dan pengembangan karunia kita!

"Jadi, memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Sebab itu, mata tidak bisa berkata kepada tangan, 'Aku tidak membutuhkanmu!' Atau lagi, kepala kepada kaki, 'Aku tidak membutuhkanmu!'" (1 Korintus 12:20-21, AYT)

Jika Anda telah membeli kurikulum kelompok kecil "Calling All Writers!" (Memanggil Semua Penulis!) dan sedang mencari penulis-penulis lain untuk membentuk sebuah kelompok, berikut ini beberapa pemikiran yang kami harap bermanfaat bagi Anda.

Pertama, ada banyak penulis di luar sana yang rindu melakukan sesuatu semacam ini! Anda akan terkejut dengan berapa banyak penulis yang bisa Anda temukan saat mulai bertanya di sekitar Anda. Kami punya banyak orang yang menunjukkan minat untuk bergabung dalam kelompok kecil menulis kami, meskipun mereka tidak memiliki pengalaman menulis secara profesional. Salah seorang perempuan bahkan berkata bahwa dia tidak pernah menulis apa pun, tetapi dia merasa bahwa Allah memanggilnya untuk menulis. Dengan berinisiatif dalam bidang ini, Anda akan menolong orang lain menemukan karunia dan panggilan mereka.

Berikut ini beberapa ide khusus untuk mencari anggota kelompok.

1) Bertanyalah kepada para pemimpin gereja barangkali mereka bersedia menolong Anda membentuk sebuah kelompok kecil menulis Kristen. Kami sama sekali tidak keberatan jika Anda juga memberi tahu mereka tentang kurikulum hebat yang Anda temukan. :)

Membentuk kelompok di gereja Anda mungkin merupakan cara terbaik untuk menemukan para penulis yang sedang tidak melakukan apa pun saat ini, kecuali menulis jurnal. Sering kali, jauh dalam lubuk hati, mereka tahu bahwa mereka seharusnya melakukan lebih, tetapi mereka memerlukan katalis. Mereka perlu sesuatu untuk membangkitkan karunia yang telah Allah sediakan dan budidayakan di balik layar.

Jadilah pemimpin. Berkomitmenlah untuk menolong orang lain menemukan dan mengembangkan karunia mereka. Saat Anda melakukannya, Allah akan semakin menambahkan karunia Anda.

Membentuk sebuah kelompok di gereja Anda yang sekarang juga merupakan pilihan terbaik untuk beberapa alasan lainnya. Anda sudah memiliki koneksi dan ikatan personal. Lebih besar kemungkinannya bagi Anda untuk sama-sama setuju tentang apa yang Anda anggap sebagai dasar-dasar iman. Dalam perjalanannya, Anda mungkin juga dapat mengajak orang-orang lain di gereja Anda untuk tertarik dengan apa yang sedang Allah lakukan melalui kelompok Anda.

2) Jika Anda berjemaat di gereja kecil yang tidak memiliki sistem kelompok kecil, Anda bisa menumpang di sistem kelompok kecil dari gereja yang lebih besar di sekitar wilayah Anda.

3) Pergilah ke perpustakaan lokal dan cari tahulah apabila mereka punya cara untuk menghubungkan Anda dengan penulis-penulis Kristen lain di wilayah Anda. Mereka mungkin memiliki papan buletin atau bentuk komunikasi lain yang dapat Anda gunakan. Mereka bisa saja mengadakan acara yang memungkinkan Anda merekrut penulis-penulis lain. Bahkan, mungkin sudah ada kelompok-kelompok menulis Kristen yang bertemu secara rutin di perpustakaan lokal Anda!

4) Lakukan pencarian di Google dengan kata kunci "kelompok menulis Kristen + kota Anda" (mis. "kelompok menulis Kristen Boston"). Kota-kota kecil pun memiliki kelompok-kelompok menulis yang aktif!

5) Hadirilah konferensi menulis Kristen dan berjejaringlah dengan para penulis Kristen di sana.

6) Ajaklah para blogger dan penulis Kristen yang sudah Anda kenal. Menempuh kurikulum bersama-sama akan sangat menolong bagi para blogger yang saat ini mengerjakannya seorang diri. Allah mengerjakan karya yang hebat melalui tim!

7) Anda juga dapat memeriksa sekeliling dengan menggunakan sumber-sumber bahan yang luar biasa ini:

Kelompok Menulis Kristen Facebook: Forum-forum ini adalah tempat yang luar biasa baik untuk berkoneksi dengan penulis-penulis Kristen lain yang mungkin tertarik untuk melakukan perjalanan ini bersama Anda!

Berkomitmenlah untuk menolong orang lain menemukan dan mengembangkan karunia mereka. Saat Anda melakukannya, Allah akan semakin menambahkan karunia Anda.

ChristianWriters.com: Sebuah situs yang memiliki forum-forum aktif untuk para penulis Kristen.

ChristianCreativeWriters.com: Situs hebat lain yang memiliki forum-forum aktif untuk para penulis Kristen.

ChristianForums.com: Sebuah situs dengan forum-forum Kristen aktif untuk segala topik. Kebetulan mereka juga memiliki area khusus penulis.

FaithWriters.com: Forum daring lain yang aktif dengan penulis-penulis Kristen.

Satu peringatan penting: Kami sangat menganjurkan untuk mencari penulis yang cukup dekat sehingga Anda dapat bertemu secara tatap muka seminggu sekali. Kelompok daring itu baik dan terkadang memenuhi kebutuhan kita saat tidak ada pilihan lain. Meski begitu, tidak ada yang dapat menggantikan pertemuan kelompok kecil secara tatap muka. Ditambah lagi, mengerjakan proyek kelompok secara bersama-sama dengan orang yang tidak dapat Anda ajak duduk bersama atau berbicara secara langsung menciptakan banyak tantangan yang tidak perlu. Jika dimungkinkan, hal terbaik untuk dilakukan adalah membentuk kelompok lokal.

(t/Odysius)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Called Writers Alamat situs : https://calledwriters.com/christian-writing-groups/ Judul asli artikel : Christian Writing Groups Penulis artikel : Tidak dicantumkan Tanggal akses : 28 April 2021

Muak dengan Kehidupan dan Siap Menulis

1 October, 2021 - 09:56

"Tinta adalah obat yang manjur untuk semua penyakit manusia."

Demikian tulis C. S. Lewis muda kepada seorang teman masa kecilnya. Lewis baru berusia tujuh belas tahun ketika dia menulis pernyataan seperti itu, tetapi dia terbukti bijaksana melampaui usianya. Berikut pernyataan lengkap dari suratnya tertanggal 30 Mei 1916:

"Setiap kali Anda muak dengan kehidupan, mulailah menulis: tinta adalah obat yang manjur untuk semua penyakit manusia."

Entah kita menganggap diri kita sebagai penulis atau tidak -- dan kita semua adalah penulis sampai batas tertentu, bahkan jika itu hanya email dan media sosial -- kita harus mengakui bahwa si bocah remaja Lewis memiliki sesuatu yang mendalam di sini tentang disiplin menulis, bahkan jika "semua penyakit manusia" adalah pernyataan yang berlebihan.

Menulis adalah obat untuk banyak penyakit, baik pada diri kita sendiri maupun pada orang lain. Ini, mungkin, salah satu cara klasik membuat minuman yang manis dari buah asam kehidupan.

Menulis adalah hal biasa bagi mereka yang memiliki kecemasan besar. Ini sesuai untuk orang yang cemas dan marah. C. S. Lewis Menulis adalah untuk orang yang kesepian dan yang tertekan dan yang disalahpahami. Untuk orang yang frustrasi dan takut. Untuk orang miskin dalam roh dan mereka yang berduka.

Untuk Pribadi dan untuk Umum

Akan tetapi, Lewis tidak memanggil kita untuk hanya menjadi satu orang penulis, tetapi dua. Ini semacam literatur kristologi: dua penulis dalam satu orang. Penulis pertama mengalir dari nasihat Lewis di atas tentang menulis sebagai penawar untuk apa pun yang membuat Anda sakit. Ketika Anda muak dengan kehidupan, mulailah menulis. Ada kekuatan penyembuhan dalam menuangkan gairah Anda di atas kertas. Ini adalah panggilan untuk penulis pribadi.

Namun, Lewis juga menyarankan agar Anda melihat diri Anda sebagai penulis kedua: penulis publik. Seseorang menulis untuk dirinya sendiri; yang lain menulis untuk orang lain. Seseorang mengekspresikan dirinya dalam beberapa jurnal pribadi -- lebih baik tidak ada yang mencampuri urusannya. Akan tetapi, yang lain mewujudkan cara lain di mana jiwa yang lelah menyembuhkan penyakit manusia, bukan hanya penyakit kita sendiri, tetapi juga penyakit orang lain. Tulisan publik adalah jenisnya sendiri yang berbeda.

Bagi Penulis Pribadi

Nasihat Lewis untuk penulis pribadi itu cukup jelas. Tulis saja. Buat saja. Langgar semua aturan. Halaman kosong adalah kanvas jiwa Anda; huruf adalah cat Anda. Saat Anda cemas, sedih, kesepian, atau tertekan, ekspresikan diri Anda.

Tulis perjalanan Anda melalui hari-hari terburuk dalam hidup, dan yang terbaik. Keluarkan pikiran tersembunyi Anda terbuka di halaman. Sebarkan bara kemarahan Anda, dan biarkan mereka mulai mendingin dengan udara pengharapan. Dan, jika Anda sendiri tidak memiliki pengharapan untuk dibawa kepada mereka, setidaknya arahkanlah mereka kepada Allah dalam doa atau mazmur ratapan, dan biarkan tindakan menulis hal-hal itu kepada Allah menjadi cahaya yang jauh di ujung terowongan.

Bagi Penulis Publik

Namun, ini tidak sama dengan memberikan nasihat kepada penulis publik. Beberapa perbedaan yang jelas dan tajam harus dibuat. Bagi Lewis, apa yang dianggap sebagai tulisan publik yang baik pada dasarnya berbeda dari apa yang mungkin diizinkan dan diinginkan sebagai tulisan pribadi.

Menulis untuk orang lain, yang terbaik, bukanlah eksplorasi diri kita sendiri, atau membuka kebenaran yang lebih dalam dari diri kita. Sebaliknya, ini menangkap beberapa pandangan sekilas tentang realitas objektif, di luar diri kita, dan mengolahnya untuk memungkinkan pembaca kita menikmati kenyataan ini bersama kita.

"Penyair bukanlah orang yang meminta saya untuk melihat dirinya; dia adalah orang yang mengatakan 'lihat itu' dan menunjuk; semakin saya mengikuti arah jarinya, semakin sedikit saya bisa melihat dirinya .... Untuk melihat hal-hal seperti yang dilihat penyair, saya harus berbagi kesadarannya dan tidak memperhatikannya; Saya harus melihat ke mana dia melihat dan tidak berbalik untuk melihat wajahnya; Saya harus menjadikan dia bukan sebagai tontonan, tetapi pasangan kacamata." (The Personal Heresy, 11)

Ini adalah inti sari dari penulisan publik yang baik. Tidak menggali jauh di dalam jiwa subjektif penulis sendiri, dan bersantai dalam pengungkapan diri yang menyenangkan diri sendiri, tetapi berusaha membuka mata pembaca untuk mengamati keajaiban di dunia ciptaan Allah -- dan melakukan kerja keras untuk menampilkan beberapa realitas objektif di luar kita.

Cinta Membuatnya Dapat Dibaca dan Jelas

Dalam tulisan publik, jangan hanya menulis untuk pelampiasan jiwa Anda sendiri, tetapi sebagai obat bagi orang lain. Biarkan keinginan pribadi Anda membawa mobil Anda ke jalur, tetapi jalankan putaran Anda dengan cinta dan keinginan untuk membantu pembaca Anda. Jangan terpaku pada bagaimana Anda ingin mengatakannya, tetapi bagaimana membuatnya dapat dibaca.

Ada sebuah kerendahan hati yang besar di balik tulisan seperti itu -- dan membuat kita bebas dari kebutuhan untuk menarik perhatian kepada diri kita sendiri, dan bersemangat untuk menunjuk kepada Allah dan ciptaan dan kemanusiaan dan dosa dan Yesus dan keselamatan dan dinamika kehidupan dan iman sehari-hari, dan melakukannya dengan kejelasan.

Inilah yang membuat Lewis menjadi penulis yang sangat baik, dan mengapa kita memiliki begitu banyak hal yang dapat kita pelajari darinya untuk abad ke-21 -- entah itu perpaduan kalimat panjang dan pendeknya, atau perhatiannya pada irama dan ritme dan bagaimana kalimatnya terdengar saat dibacakan, atau penggunaan ilustrasinya yang tiada henti, atau minatnya yang nyata pada setiap subjek yang dia tulis dan kemampuannya untuk menularkan hal itu.

Firman Sebagai Obat Manjur

Yang membawa kita kembali ke pernyataan Lewis tentang tinta sebagai "obat manjur untuk semua penyakit manusia." Semua penyakit manusia? Lewis mungkin setuju bahwa itu pernyataan yang berlebihan. Akan tetapi, dia mungkin menjawab dengan mengatakan bahwa itu tergantung seberapa fleksibel seseorang bersedia menuliskannya di halaman.

Menulis adalah obat untuk banyak penyakit, baik pada diri kita sendiri maupun pada orang lain.

Bagaimanapun juga, Dia adalah Firman yang, pada kenyataannya, obat yang manjur untuk semua penyakit manusia -- Firman yang tidak tinggal di kepala Penulis, tetapi diucapkan secara kekal, dan menjadi sasaran kritik dan rasa sakit dalam sejarah dalam membentuk di dunia kita. Allah menulis Firman ini di halaman cerita kita, dan tumpahan tinta-Nya menjadi sumur besar untuk menyembuhkan setiap penyakit dan memperbaiki setiap kesalahan.

Jika Allah sendiri, saat muak dengan dosa, dan siap untuk menerapkan penyembuhan yang hebat, melakukannya dengan sebuah Firman, maka mungkin Anda dan saya -- entah kita mengidentifikasi diri sebagai penulis atau tidak -- harus memberikan pemikiran serius tentang penyakit apa yang kita alami yang juga mungkin disembuhkan dengan kata-kata kita. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/fed-up-with-life-and-ready-to-write Judul asli artikel : Fed Up with Life and Ready to Write Penulis artikel : David Mathis

Topik: Serba-serbi Dunia Penulisan

5 Tip Menulis dan Berbicara dengan Jelas

1 October, 2021 - 09:45

Nasihat C. S. Lewis kepada anak-anak tentang menulis adalah nasihat yang baik bagi para pendeta tentang berkhotbah, atau siapa pun dalam hal berbicara.

  1. Selalu berusaha menggunakan bahasa yang biasa dipakai untuk memperjelas apa yang Anda maksud dan pastikan kalimat Anda tidak mungkin diartikan yang lain.
  2. Selalu pilih kata langsung yang jelas daripada kata yang panjang dan tidak jelas. Jangan mengimplementasikan janji, tetapi tepati.
  3. Jangan pernah menggunakan kata benda abstrak ketika kata benda konkret bisa digunakan. Jika maksud Anda "Lebih banyak orang meninggal" jangan katakan "Kematian meningkat."
  4. Dalam menulis, jangan gunakan kata sifat yang hanya memberi tahu kami bagaimana perasaan Anda tentang hal-hal yang Anda gambarkan. Maksud saya, alih-alih memberi tahu kami bahwa hal itu "mengerikan", gambarkanlah itu sehingga kami akan ketakutan. Jangan katakan itu, "menyenangkan"; buatlah kami berkata, "menyenangkan" ketika kami membaca deskripsinya. Apakah Anda mengerti, semua kata-kata itu (mengerikan, luar biasa, mengerikan, indah) hanya seperti mengatakan kepada pembaca Anda "Tolong, maukah Anda melakukan pekerjaan saya."
  5. Jangan gunakan kata-kata yang terlalu berlebihan untuk subjeknya. Jangan katakan "tak terhingga" ketika Anda bermaksud "sangat"; jika tidak, Anda tidak akan punya kata-kata lagi ketika Anda ingin membicarakan sesuatu yang benar-benar tak terhingga. (t/Jing-Jing)

(Awalnya diterbitkan dalam Letters to Children, surat dari 26 Juni 1956. Dikutip dalam Wayne Martindale dan Jerry Root dalam The Quotable Lewis, hal. 623.)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/5-tips-for-clear-writing-and-talking Judul asli artikel : 5 Tips for Clear Writing and Talking Penulis artikel : John Piper

Topik: Tips dan Trik Menulis

Jangan Menulis Hanya untuk Diterbitkan

1 October, 2021 - 09:39

Bagi kita yang menyukai kata-kata, kita tertarik pada bunyi keyboard dan penguraian makna di halaman. Kita merasa hidup saat kita menyusun kata-kata menjadi kalimat; beberapa dari kita bahkan merasa lebih dekat dengan Allah saat kita menghidupi iman kita dengan menuliskannya. Waktu yang dihabiskan untuk menulis terasa penting, bahkan kudus.

Akan tetapi, bagi kebanyakan dari kita, hal yang berjalan seiring dengan kecintaan kita pada menulis adalah keinginan untuk diterbitkan. Keinginan ini dapat didorong oleh budaya pada umumnya, yang mengatakan bahwa tulisan kita hanya bernilai jika pembaca kita sangat banyak dan artikel kita terkenal. Penerbitan umumnya dianggap sebagai tujuan dari kehidupan menulis, dan melihat kata-kata kita dicetak merupakan bentuk validasi yang sempurna untuk pekerjaan kita.

Sebagai seorang penulis dan guru menulis, saya sering melakukan percakapan dengan penulis lain yang terpaku pada penerbitan. Mereka sangat ingin melihat karya mereka diterbitkan di suatu tempat. Mereka ingin tahu bagaimana memulai karier menulis, atau bagaimana mendapatkan informasi tentang menulis untuk majalah terkemuka.

Menanggapi pertanyaan mereka, saya terpaksa bertanya: Apakah Anda ingin diterbitkan? Atau Anda ingin menulis?

Ini bukan pertanyaan yang sama, meskipun banyak dari kita bingung antara satu dengan yang lain. Meskipun tulisan dikaitkan dengan penerbitan, diterbitkan tidak membuat seseorang menjadi penulis. Menulislah yang menjadikan seorang penulis.

Keinginan yang sangat besar akan Validasi

Dari pengalaman saya, keinginan terus-menerus yang dimiliki para penulis untuk melihat kata-kata mereka diterbitkan tidak ada hubungannya dengan menulis dan lebih berkaitan dengan masalah nilai dan tujuan yang belum terselesaikan dalam musim kehidupan mereka -- sering kali yang terasa kurang memuaskan. Mengapa? Karena ketika kita dipanggil untuk melakukan sesuatu yang tenang dan tidak terlihat -- mungkin musim mengasuh anak atau musim kesetiaan pada pekerjaan yang membosankan -- menulis bisa tampak seperti tiket cepat keluar dari hari ke hari. Kita berpikir bahwa mungkin -- mungkin saja -- jika kita bisa mendapatkan penerbit yang tepat untuk menerima kita, atau jika kita bisa mendapatkan editor yang tepat untuk memberi kita kesempatan, maka mungkin kita akan merasakan validasi, bahkan jika kehidupan sehari-hari kita tampak membosankan.

Akan tetapi, diterbitkan tidak akan memenuhi kerinduan Anda akan validasi. Ketenaran tidak akan mengisi kekosongan itu. Sebagai seseorang yang sering menulis dan menerbitkan, saya menemukan bahwa penerbitan bukanlah hal yang membuat hati dan jiwa saya tetap hidup -- saya berani mengatakan, diterbitkan sebenarnya akan memiliki efek sebaliknya pada jiwa yang mencari kemasyhuran. Sebaliknya, saya harus kembali ke tujuan akhir menulis, mengajukan pertanyaan yang lebih besar mengapa menulis ada. Dan seperti semua hal di bawah kekuasaan Allah, tujuan menulis adalah lebih besar daripada yang bisa saya pahami. Ini jauh, jauh lebih besar daripada diterbitkan.

Tujuan menulis adalah ibadah (1 Kor. 10:31).

Inilah mengapa pertanyaan yang harus kita ajukan kembali sebagai penulis, berulang-ulang, bukanlah mengenai penerbitan atau platform. Sebaliknya, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah: Apakah saya menyembah Allah dalam pekerjaan saya sebagai penulis?

Ini bukan pertanyaan basi, juga bukan jawaban menghindar. Ini bukan cara untuk mengabaikan pertanyaan tentang penerbitan yang sebenarnya. Akan tetapi, itu harus menjadi tempat awal untuk setiap pekerjaan yang dilakukan penulis Kristen.

Akhirnya Puas

Ibadah pada dasarnya adalah tindakan bodoh bagi dunia yang tidak percaya. Itu tidak menghasilkan uang bagi kita, dan tidak memberi kita pujian. Sebenarnya, menulis sebagai ibadah berarti mengalihkan segala pujian dan perhatian kepada Allah.

Inilah cara kita mengatasi godaan untuk menemukan keberhargaan diri kita dalam penerbitan daripada di dalam Kristus. Kita mengejar kepuasan dalam menulis untuk Kristus saja. Karena jika tulisan kita adalah sebuah ibadah -- menulis untuk Dia, menulis tentang Dia, menulis dengan Dia -- maka pada akhirnya tidak masalah apakah ada orang lain yang membaca kata-kata itu. Jika esai, cerita, dan artikel kita membawa sukacita dan pujian bagi Raja dunia, dan jika itu mengarahkan hati kita kepada kebaikan-Nya dan kelayakan-Nya, maka kata-kata itu telah mencapai tujuan utama yang harus dipenuhi: ibadah. Jika mata-Nya adalah satu-satunya mata yang membaca kata-kata yang telah kita tulis -- tetapi jika kata-kata itu menghormati dan memuliakan Dia -- maka kita telah menulis dengan baik dan luar biasa menurut mata surga.

... menulis sebagai ibadah berarti mengalihkan segala pujian dan perhatian kepada Allah.

Nah, perspektif ini tidak berarti kita harus menolak penerbitan ketika ada kesempatan; itu tidak berarti kita harus menulis sebagai pertapa jauh dari dunia. Akan tetapi, artinya adalah bahwa jika kita mengirimkan karya untuk penerbitan, kita tidak melakukannya karena kita menggali validasi. Sebaliknya, kita menulis dari rasa aman di dalam Kristus (1 Yohanes 3:1), memercayai Allah akan melakukan kehendak-Nya dalam pekerjaan kita karena kita taat kepada-Nya.

Setiap kesempatan menulis untuk audiens di luar Allah Tritunggal adalah sekunder -- sebuah karunia, tetapi tidak pernah menjadi harapan. Jika Tuhan memberi kita sebuah platform di mana kata-kata kita mencapai dua puluh, atau ratusan, atau ribuan, atau jutaan, tujuan penulisan tetaplah sama. Baik melalui novel yang memperlihatkan kebaikan Allah, buku-buku yang menguraikan karakter-Nya, artikel-artikel yang menunjukkan kebenaran-Nya, atau puisi-puisi yang menyatakan kehadiran-Nya, tujuannya adalah selalu bagi kemuliaan-Nya.

Para penulis, kita harus meminta Tuhan untuk menyelidiki kita dan membantu kita melihat mengapa kita sangat menginginkan penerbitan (Mazmur 139:23-24). Mengejar keinginan untuk melihat artikel kita dicetak hanya akan membuat kita frustrasi, egois, dan kelelahan. Akan tetapi, jika kita berusaha untuk menyembah Kristus dan berkomunikasi dengan Dia dalam tulisan kita, kita akan dibebaskan untuk melakukan apa yang benar-benar kita inginkan: menemukan tujuan dan nilai sejati dalam pekerjaan kita. Dan, kabar baiknya adalah bahwa tujuannya bukan atas nama kita, tetapi atas nama-Nya. Nilai kita bukanlah bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, tetapi bagaimana mereka bereaksi terhadap Yesus. Tujuannya bukan membuat diri kita terkenal, tetapi meninggikan nama Kristus.

Jadi, apakah kita ingin diterbitkan? Atau kita ingin menulis?

Dalam segala hal, kita ingin beribadah. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: Nama situs : The Gospel Coalition Alamat situs : https://www.thegospelcoalition.org/article/dont-write-just-to-get-published/ Judul asli artikel : Don't Write Just to Get Published Penulis artikel : Ann Swindell

Topik: Dunia Penulisan Kristen

Jadi Anda Ingin Menjadi Penulis?

1 October, 2021 - 09:22

Saya mendapat surat baru-baru ini dari seseorang yang ingin menjadi penulis. Dia berkata:

"Saya menjadi sangat frustrasi dengan diri saya sendiri karena, bahkan ketika saya sedang mengetik, saya berpikir, "Apa yang saya lakukan? Saya tidak bisa menulis!" Saya ingin tulisan saya diterbitkan suatu hari nanti, tetapi saya bahkan tidak tahu bagaimana memulainya."

Tidak ada daftar 7 langkah yang akan menjamin seorang penulis terbentuk dari non-penulis, tetapi berikut adalah beberapa saran, hal-hal yang selama ini bermanfaat bagi saya.

1. Menulislah!

Jawaban klise mungkin adalah yang terbaik -- jika Anda ingin menulis, menulislah. Jangan berpikir tentang penerbitan dahulu. Dan, berhenti menilai diri sendiri dan kemampuan Anda. Jangan khawatir tentang tata bahasa dan ejaan dahulu. Tulis saja. Apa pun. Jurnal. Surat. Blog. Simpan buku catatan atau file komputer. Di dalamnya, tulis paragraf acak yang menggambarkan sesuatu yang pernah Anda lihat atau bayangkan. Catat ide atau koneksi yang muncul di benak Anda saat Anda membaca Alkitab.

Semua ini adalah praktik yang baik dan bahan sumber yang baik untuk Anda. Kadang-kadang saya menemukan selembar kertas acak di mana pada masa lalu saya menulis secara singkat pemikiran yang sekarang saya sudah lupa sama sekali. Tanpa kertas itu, hal tersebut akan benar-benar hilang. Sekarang, itu menyelinap ke dalam sesuatu yang saya tulis seolah-olah itu benar-benar baru hari ini.

2. Benamkan diri Anda dalam apa yang Anda kagumi.

Ketika Anda menemukan penulis yang Anda sukai, bacalah semua yang dapat Anda temukan dari orang itu. Pikirkan para penulis yang tulisannya menarik perhatian Anda, lalu benamkan diri Anda dalam karya mereka. Bagi saya, ada bermacam-macam. Akan sulit untuk memilih hanya beberapa, tetapi inilah contoh yang sangat acak: George Eliot, Charlotte Bronte, Edith Schaeffer, Elisabeth Eliot, P.D. James, Alexander McCall Smith.

Cara praktis dan sangat membantu untuk merasakan kualitas tulisan penulis lain adalah dengan menyalin frasa mereka yang Anda temukan saat Anda membaca. Kemudian, Anda tidak hanya secara pasif mengambil tulisan yang baik sebagai pembaca, Anda juga berlatih mengeluarkannya sendiri sebagai penulis.

3. Berlatih memperbaiki tulisan orang lain.

Saya pikir mengedit karya orang lain banyak manfaatnya untuk tulisan saya. Sebagai latihan, Anda dapat mengambil paragraf acak dari penulis lain atau diri Anda sendiri dan lihat seberapa banyak Anda dapat memotong dan tetap membiarkan paragraf yang bagus. Yang terpendek tidak selalu yang terbaik, tetapi yang panjang sering kali lemah. Lihat cara lain apa yang dapat Anda gunakan untuk membuat paragraf yang lebih bagus.

4. Bergabunglah dengan kelompok penulis.

Di perguruan tinggi, saya seharusnya mengambil jurusan Literatur karena saya suka membaca. Namun, literatur menuntut banyak menulis. Jadi, saya mengambil jurusan Pidato, supaya saya hanya berbicara, karena saya tidak suka menulis.

Ketika saya berusia akhir 30-an, seseorang di Bethel College meminta saya untuk menulis artikel yang sangat pendek untuk majalah alumni tentang Alumna of the Year (atau semacamnya), seseorang di gereja kami. Dan, saya mungkin berusia 40 tahun sebelum saya mulai berpikir bahwa saya mungkin menikmati menulis dan mulai melakukannya karena saya menyukainya.

Sekitar waktu itu, saya bergabung dengan Minnesota Christian Writers Guild. Pada pertemuan bulanan, bahkan jika pembicara membahas tentang jenis tulisan yang tidak saya minati, bagaimanapun itu tetap merupakan pupuk dan siraman yang baik untuk apa pun yang saya minati.

Carilah organisasi penulis di sekitar Anda. Entah itu kelompok Kristen atau bukan tergantung pada jenis tulisan yang Anda kerjakan. Saat Anda mencari kelompok, ingatlah bahwa ada beberapa hal yang cukup konyol di luar sana (baik Kristen maupun non-Kristen), hal-hal yang tidak akan memajukan pemikiran atau tulisan atau iman Anda dengan baik.

5. Mulailah kelompok penulis.

Kemudian saya mulai bertemu setiap bulan dengan sekelompok kecil calon penulis lainnya. Masing-masing dari kami membawa sesuatu dan kami bergiliran membaca satu sama lain. Kemudian kami saling menyemangati dan memberi saran. Itu sangat membantu. Dan, Anda harus menyadari bahwa itu datang dari saya, yang tidak menerima kritik dengan mudah dan tidak ingin ada yang memberi tahu saya apa yang harus dilakukan.

Kumpulkan kelompok penulis atau calon penulis Anda sendiri. Membutuhkan sesuatu yang baru setiap bulan adalah motivasi yang baik untuk terus menulis.

6. Berpartisipasi dalam acara-acara untuk penulis.

Temukan konferensi yang ingin Anda hadiri. American Christian Writers, misalnya atau Christian Writers Guild. Ini adalah konferensi besar dan akan memberi petunjuk untuk pemula. Lihatlah di sekitar situs web tersebut untuk info bermanfaat lainnya juga. Konferensi tahunan lain yang bagus adalah Write to Publish, selalu berlangsung di Wheaton, meskipun tidak terkait secara resmi dengan perguruan tinggi.

Pemikiran yang sama di sini seperti di atas tentang memutuskan apakah akan pergi ke konferensi Kristen atau lainnya.

7. Tanyakan pada diri sendiri apa yang ingin Anda katakan dan kepada siapa Anda ingin mengatakannya.

Menulis adalah salah satu cara terbaik (selain berbicara dengan diri sendiri!) untuk mengetahui apa yang sebenarnya Anda pikirkan.

Sebelum akhirnya bergerak menuju penerbitan, mungkin yang paling penting adalah menghindari gagasan umum tentang menulis, dan mulai bertanya pada diri sendiri, "Apa yang harus saya katakan? Apa yang ingin saya katakan? Apa beban besar saya yang tidak akan membuat saya puas sampai saya menyelesaikannya di atas kertas? Untuk siapa saya ingin menulis ini?"

Seiring waktu, rasa ini akan tumbuh, mungkin dari buku catatan tulisan acak Anda. Anda akan mulai memperhatikan apa yang membuat sebagian besar kata Anda penting, atau apa yang membangkitkan emosi terkuat dalam diri Anda, atau apa yang telah Anda pelajari saat Anda menulis. Menulis adalah salah satu cara terbaik (selain berbicara dengan diri sendiri!) untuk mengetahui apa yang sebenarnya Anda pikirkan. Anda menyadari betapa belum selesainya pikiran Anda ketika Anda mencoba mengeluarkannya dari kepala Anda dan menjadi sesuatu yang meyakinkan di atas kertas.

Teruslah belajar!

Sebenarnya, apa yang kita bicarakan di sini adalah melanjutkan pendidikan. Saya terkejut menemukan bahwa pendidikan saya tidak selesai ketika saya selesai kuliah. Saya menyadari sekarang bahwa saya belajar untuk belajar di sekolah. Dan, saya mendapatkan pendidikan saya yang sebenarnya sejak saat itu.

Jadi, jika Anda ingin berkembang dalam menulis, itu berarti Anda ingin melanjutkan pendidikan dalam menulis, dan itu berarti MENULISLAH! (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/so-you-want-to-be-a-writer Judul asli artikel : So You Want to Be a Writer? Penulis artikel : Noel Piper

Topik: Budaya Menulis dan Membaca

Komentar