Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Mengenal Ragam Bacaan Anak
Submitted by admin on 5 July, 2012 - 15:07
Kategori: Artikel
Bacaan anak-anak banyak jenisnya. Tiap jenis bacaan memunyai nilai masing-masing. Makin beragam bacaan anak Anda makin baik, karena makin beragam pula hal yang dapat ditimbanya, dan ini akan meluaskan wawasan, minat, serta pengalamannya.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memperkenalkan dan membimbing anak-anak, agar dapat menemukan "harta" berharga ini dengan cara mengenal berbagai jenis bacaan anak yang ada di pasaran.
Beberapa istilah dan pembagian jenis bacaan yang disebutkan dalam tulisan ini, dimaksudkan sebagai suatu introduksi bagi Anda. Oleh karenanya, istilah-istilah tersebut disusun secara singkat dan sederhana, sehingga dengan mudah dapat dijadikan patokan.
Tujuh Cerita Fiksi
-
Buku Bacaan Bergambar ("Picture Book")
-
Komik
-
Sastra Tradisional
-
legenda keagamaan, misalnya Wali Sanga, Si Pandan Arang, dll.,
-
legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, bentuk permukaan suatu tempat, dsb., misalnya legenda Tangkuban Perahu, Telaga Rawa Pening, dll.,
-
legenda alam gaib adalah cerita tentang makhluk gaib, siluman, gejala alam yang gaib, dll., dan
-
legenda perseorangan adalah cerita tentang tokoh-tokoh yang dianggap benar-benar ada, misalnya cerita Panji, Jaya Prana, Si Pitung, dsb..
-
Fantasi Modern
-
Fiksi Realistis
-
Fiksi Sejarah
-
Puisi
Pengalaman pertama anak-anak (0 - 7/8 tahun) dengan bacaan sebaiknya lewat buku-buku jenis ini karena memang dibuat khusus untuk mereka. Dalam buku ini, gambar/ilustrasi memegang peranan penting. Ada dua golongan besar buku bergambar: yang menyuguhkan informasi (buku bacaan bergambar) dan yang berupa cerita (buku cerita bergambar).
Pada buku cerita bergambar, jalan cerita berkesinambungan, sehingga gambar dan teks di seluruh buku selalu ada hubungannya. Selain itu, tokoh-tokoh yang sama akan sering muncul. Sedangkan pada buku bacaan bergambar, karena lebih bersifat informasi dan tidak membentuk cerita, setiap halaman buku bisa berdiri sendiri. Maksudnya, tokoh atau informasi bisa berlainan asal gambar dan teks pada halaman tersebut sesuai.
Buku bacaan bergambar bisa berupa buku abjad ABC untuk mengenal abjad yang disusun dalam bentuk kata. Bisa pula berupa buku yang mengajarkan tentang berhitung, waktu (jam), dst.. Ada pula buku yang dinamakan buku konsep, karena mengajarkan suatu ide abstrak pada anak (warna, ukuran, dll.).
Sayangnya, buku bacaan bergambar yang ada di pasaran kurang memadai, baik secara jumlah dan mutu. Sedangkan jumlah dan mutu buku cerita bergambar (karya pengarang Indonesia atau buku terjemahan) sudah cukup banyak dan berkualitas.
Komik dan buku cerita bergambar sering dikacaukan. Meskipun sama-sama bergambar, segi penyajiannya tetap ada bedanya. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa pada setiap halaman buku komik ada banyak gambar yang disusun vertikal dan horisontal, dengan balon-balon teks di dalamnya, yang bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukkan berbagai maksud. Sedangkan pada buku cerita bergambar, pada setiap halamannya hanya ada satu gambar besar dengan panjang teks yang bervariasi. Teks biasanya ditempatkan di bawah gambar, bisa juga di atas gambar atau paling jauh di halaman kosong (tanpa gambar) yang tepat berhadapan dengan halaman yang bergambar.
Komik yang paling sederhana bagi anak kecil (infant comics), dapat ditemukan di beberapa majalah anak atau surat kabar rubrik anak. Sebagian besar komik yang ada di pasaran lebih cocok untuk anak yang sudah memunyai keterampilan membaca, karena terlihat lebih rumit dan tulisannya kecil-kecil.
Cerita-cerita yang termasuk jenis sastra tradisional adalah cerita rakyat yang meliputi legenda, mite, dan dongeng.
Mite bercerita tentang dewa-dewi, asal usul dunia, asal usul manusia, dsb., misalnya cerita Dewi Sri, Ramayana, Mahabarata, dll.. Berbeda dengan mite yang isinya merupakan penjelasan yang suci/sakral, legenda bersifat sekular (keduniawian) dan peristiwanya terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan terjadi di dunia. Ada empat penggolongan legenda:
Bagi orang awam, dongeng sering kali dianggap mencakup semua cerita mite dan legenda. Sedangkan bagi para ahli, dongeng adalah cerita yang khusus yaitu mengenai manusia/binatang. Ceritanya tidak dianggap benar-benar terjadi walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran atau berisikan moral, misalnya Ande-Ande Lumut, Putri Abu, dsb.. Sedangkan dongeng binatang yang sangat terkenal adalah dongeng si Kancil. Bentuk khusus dari dongeng binatang adalah apa yang disebut sebagai fabel, yaitu cerita yang mengandung moral -- ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan, misalnya cerita "Seorang Brahma dan Anjing Hutan yang Tak Tahu Membalas Budi".
Berlainan dari cerita-cerita rakyat yang dulunya diturunkan dari mulut ke mulut dan dianggap sebagai milik bersama suatu masyarakat (tak diketahui pengarangnya), maka cerita yang termasuk golongan fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh seorang pengarang. Cerita ini bisa berupa dongeng-dongeng modern yang banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat (Hans Christian Andersen, cerita fantasi mengenai binatang, robot, dsb.).
Semua hal dalam cerita semacam ini dapat dibayangkan terjadi pada kehidupan manusia yang nyata di dalam dunia fiksi kita. Jadi, ceritanya bisa saja terjadi di dalam dunia, sebab pengarangnya menulis cerita yang realistis. Dalam dunia realisme, binatang-binatang berperilaku sebagai binatang dan manusia-manusia dibatasi oleh aktivitas-aktivitas tertentu.
Ini berlainan dengan fantasi, di mana kejadian yang tak mungkin ditampakkan sebagai kejadian yang masuk akal, meskipun mustahil. Dalam cerita fantasi (modern/tradisional), mungkin saja ada permadani terbang, percakapan antarbinatang, atau makhluk aneh dari suatu negara yang tak dikenal.
Macam fiksi realistis antara lain tentang petualangan detektif, misteri, humor, cerita tentang masalah pribadi, dsb..
Cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, jadi buku-buku sejarah hampir selalu hanya menceritakan tentang "orang-orang besar saja", misalnya Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dll.. Sedangkan fiksi sejarah bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang dan sumber inspirasi ceritanya. Salah satu contoh buku jenis ini yang paling populer, yang sudah diterjemahkan dan diputar serial filmnya di TV adalah "Rumah Kecil di Padang Rumput" (Little House on the Praire).
Mungkin Anda berpikir bahwa puisi hanya ada untuk orang dewasa dan sulit dimengerti anak. Sebetulnya, anak-anak akan suka mendengarkan dan menirukan puisi karena terdengar seperti nyanyian. Sesungguhnya, sejak kecil tanpa sadar Anda telah memperkenalkannya, yaitu melalui sajak kanak-kanak yang paling terkenal: "pok ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok rame-rame..." (puisi rakyat anonim).
Puisi atau sajak anak-anak sudah mulai menjadi perhatian pengarang dan beberapa di antaranya sudah diterbitkan, meskipun jumlahnya belum memuaskan. Isinya antara lain tentang binatang, permainan, keberhasilan, tanah air, kesehatan, dsb..
Bila ketujuh jenis bacaan di atas termasuk ke dalam satu golongan besar cerita, yaitu cerita fiksi (rekaan), maka kedua jenis terakhir ini termasuk cerita nonfiksi, karena bukan berdasarkan rekaan, melainkan berdasarkan fakta, yaitu buku informasi dan biografi.
Dua Cerita Nonfiksi
-
Buku Informasi
-
Buku Biografi
Seperti halnya dengan buku informasi untuk orang dewasa, buku informasi untuk anak-anak pun diberi foto-foto atau ilustrasi-ilustrasi. Akan tetapi, buku informasi untuk anak-anak bisa "dibungkus dalam cerita", meskipun demikian harus akurat, otentik, dan menggunakan fakta-fakta. Buku informasi bisa saja membicarakan lingkungan, bagian-bagian tubuh manusia, mekanisme dan kegunaan suatu alat, penciptaan suatu benda, dll..
Buku jenis ini akan memperluas kesempatan anak-anak untuk identifikasi, tidak hanya dengan yang hidup sekarang, tetapi juga dengan yang hidup pada masa lampau. Biografi mengisi kebutuhan anak-anak untuk identifikasi dengan seseorang yang lebih "besar" dari mereka. Yang paling banyak didapatkan di sini adalah cerita tentang para pahlawan. Sayang sekali tokoh-tokoh "pahlawan" di bidang lain (seni musik, seni lukis, olahraga, dll.) belum banyak digarap.
Setelah Anda mengetahui adanya berbagai jenis bacaan anak, maka jalan terbaik untuk lebih mengerti tentang bacaan-bacaan ini adalah dengan membacanya sendiri dan berbagi kenikmatan dengan anak Anda, dengan membacakan dan mendorongnya menyukai bacaan. Peranan orang tua amat penting, dan sikap orang tua terhadap buku akan memengaruhi sikap anaknya juga.
Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku | : | Buku, Mendongeng dan Minat Membaca |
Judul bab | : | Bacaan Anak dan Masalahnya |
Penulis | : | Dr. Murti Bunanta, S.S., M.A. |
Penerbit | : | Penerbit Pustaka Tangga, Jakarta 2004 |
Halaman | : | 29 -- 35 |
- Login to post comments
- 7869 reads