Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Berdoa Lagi?
Submitted by admin on 19 November, 2013 - 09:32
Kategori: Kesaksian Pembaca
Ditulis oleh: Melina Martha
Doa adalah karunia terbesar bagi kita. Namun demikian, terkadang doa bisa menjadi suatu pekerjaan yang terberat untuk saya lakukan. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah mengalami frustasi karena doa? Apakah Anda pernah bertanya, "Tuhan ajariku berdoa?"
Ketika kehidupan kita berjalan mulus, barangkali kita cenderung berdoa dengan cepat dan tidak terlalu ngotot. Namun, ketika kita masuk ke kondisi yang sulit, kita biasanya menunjukkan sikap doa yang berbeda. Kita menjadi lebih sungguh-sungguh dalam berdoa, lebih lama, dan dengan banyak kata kita berseru-seru kepada Allah. Kita berpikir bahwa kita harus menggendor-gedor pintu surga Allah dan berteriak-teriak kepada-Nya.
Saya pernah mengalami hal demikian. Kemudian, saya teringat akan firman Tuhan yang berbunyi, "Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak meminta." (Yakobus 4:2) "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas di turunkan dari Bapa segala terang." (Yakobus 1:17)
Sering kali kita tidak menerima apa pun karena kita tidak meminta, padahal Allah ingin memberikannya pada kita. Oleh karena itu, kita perlu proaktif meminta kepada Tuhan Allah. "Mintalah maka akan diberi, carilah maka akan mendapat..." (Matius 7:7-11) adalah perintah dari Tuhan.
Dalam bahasa Yunani perintah itu bersifat terus-menerus:
- Ask (mintalah)
- Seek (carilah)
- Knock (ketuklah)
Jika disingkat, ketiga poin di atas akan menjadi "ASK" artinya mintalah.
Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak langsung datang kepada Allah ketika kita menginginkan sesuatu. Kita lebih mudah datang kepada seseorang. Kita baru berdoa kepada Tuhan untuk memohon pertolongan jika tidak ada lagi yang bisa kita lakukan (tidak ada lagi yang bisa menolong). Padahal, Tuhan menghendaki agar kita datang kepada-Nya dalam doa sebelum kita melakukan apa pun.
Dalam Matius 7:8, saya diingatkan bahwa setelah memberikan perintah kepada kita untuk meminta, mencari, dan mengetuk, Yesus memberikan janji-janji-Nya. Tidak ada kelemahan dalam tiap janji yang dibuat Tuhan, dan Dia menjawab tiap doa-doa, baik itu doa untuk hal-hal yang besar maupun hal-hal kecil.
Saya sangat bersyukur saya menemukan dan membaca buku "The Answer" yang ditulis oleh David Jeremiah. Melalui buku ini saya mendapatkan kiat-kiat untuk mendisiplin diri dalam berdoa. Dari buku ini, saya tidak hanya diajari tentang bagaimana membuat pola doa, bagaimana membuat jurnal doa setiap hari dan menyuarakan doa kita. Mengapa perlu membuat jurnal? Jurnal membantu kita untuk mencatat pokok doa kita dan kita dapat membukanya kembali kapan pun kita memerlukannya. Jurnal ini akan mengingatkan kita bahwa ada banyak doa kita yang telah dijawab Tuhan dan kita dapat kembali bersyukur kepada-Nya.
Selain itu, dengan membaca buku ini, saya mendapat banyak berkat dan pengetahuan yang terkandung dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus Kristus dan bagaimana hal itu menunjukkan arti penting dari hubungan kita dengan Bapa.
-
Bapa kami yang ada di surga.
Hubungan antara Bapa dengan anak, atau Atasan dengan bawahan. -
Dikuduskanlah nama-Mu.
Hubungan antara Allah dengan penyembah-Nya. -
Datanglah kerajaan-Mu.
Hubungan antara Penguasa dengan rakyat. -
Jadilah kehendak-Mu.
Hubungan antara Tuan dengan hamba. -
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
Hubungan antara Penderma dengan penerima. -
Ampunilah kami dari kesalahan kami.
Hubungan antara Penyelamat dengan pendosa. -
Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
Hubungan antara Pemimpin dengan pengikut. -
Lepaskanlah kami dari yang jahat.
Hubungan antara Penjaga dengan pihak yang bergantung. -
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Hubungan antara Pencipta dengan ciptaan-Nya.
Setelah saya selesai membaca buku ini, saya semakin menyadari bahwa doa adalah hak istimewa bagi kita karena doa membuat kita semakin dekat dengan Tuhan Allah sehingga kita mendapatkan semua karunia baik-Nya. Mengapa kita sering kali tidak mau meminta? Itu karena musuh terbesar kita adalah jiwa kita. Kesibukan hidup kita sering kali menjadi alasan kita untuk tidak berdoa. Padahal, Yesus juga sibuk, tetapi Dia tetap memiliki waktu untuk berdoa. Tuhan Yesus sudah memberi teladan bagi kita. Maka dari itu, marilah kita mengikuti teladan-Nya. Satu kata kunci yang saya pegang: doa dapat mengubah segala sesuatu.
Informasi Buku:
Judul asli buku | : | The Prayer Matrix |
Judul buku terjemahan | : | The Answer -- Terhubung dengan Kuasa Doa yang Mengubah Hidup |
Penulis | : | David Jeremiah |
Penerjemah | : | Stepanus Wakidi |
Editor | : | G. Dyah Paramita P.K. |
Penerbit | : | Gloria Graffa, Yogyakarta 2008 |
Ukuran buku | : | 19 x 12,5 cm |
Tebal | : | 90 halaman |
ISBN | : | -- |
Buku Online | : | -- |
Download | : | -- |
- Login to post comments
- 1892 reads