Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Wired For Intimacy
Submitted by admin on 21 July, 2015 - 13:21
Kategori: Resensi Buku Online, Konseling
|
Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah. Manusia diciptakan Allah berbeda dari makhluk hidup lainnya. Begitu pula dengan seksualitas, yang diciptakan Allah sebagai bagian dari kebutuhan manusia. Sayangnya, seksualitas yang diciptakan Allah kini semakin dinodai oleh nafsu yang menghanguskan.
Tak dimungkiri bahwa pornografi semakin merebak di masyarakat kita, bahkan melalui berbagai media. Pornografi pun kian merusak keintiman seksualitas manusia, kebanyakan adalah pria, karena otak pria terorganisasi dalam satu arah dan berorientasi pada tujuan dan visuospatial (memanipulasi objek-objek yang ada). Otak bersifat dinamis sehingga apa yang dipikirkan di dalam otak akan menentukan tindakan yang akan dilakukan seseorang. Dr. William Struthers, pakar nuerosains, menulis buku tentang hal ini dengan melibatkan banyak narasumber. Dengan memberikan penjelasan yang lengkap mengenai cara kerja dan bagian-bagian otak serta hormon-hormon yang bekerja, ia memberikan pemahaman mengenai maskulinitas yang sebenarnya dan penjelasan mengenai pengudusan dan cara membebaskan para pria yang terjerat dalam seksualitas yang salah.
Buku ini sangat menolong bagi para pria yang memiliki keinginan kuat untuk lepas dari dosa seksualitas, bagi orang tua, pembimbing kerohanian, konselor, dan orang-orang yang memiliki beban dalam pelayanan pelepasan. Dalam buku ini, Anda juga dapat membaca panduan tentang melepaskan konseli dari kecanduan seks. Kelemahan buku ini adalah banyaknya istilah yang mungkin kurang dapat dipahami oleh orang awam, dan tidak adanya daftar indeks untuk istilah-istilah tersebut. Namun, hal ini tidak menjadi kendala untuk mengambil pelajaran dari buku ini karena pemaparan dari awal sampai akhir diberikan secara runtut dan menyeluruh. Mari mengembalikan keintiman seksualitas yang sebenarnya, sebagai hal yang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya.
Peresensi: Mei
- Login to post comments
- 2548 reads