Mengajarkan balita membaca dengan cara yang benar sangat penting untuk menjaga kesehatan mata mereka. Tujuh rambu membaca yang perlu diperhatikan termasuk posisi tubuh saat membaca, pencahayaan yang memadai, serta menjaga jarak baca yang ideal. Dengan menerapkan kebiasaan baik tersebut, orang tua dapat membantu balita menikmati aktivitas membaca tanpa risiko gangguan penglihatan.
- balita membaca
- posisi duduk tegak
- membaca di mobil
- di tempat gelap
- jarak pandang ideal
- terik matahari
- sambil makan
- Penting untuk mengajarkan balita membaca dengan cara yang benar untuk kesehatan mata.
- Posisi berbaring saat membaca berisiko membuat mata cepat lelah; sebaiknya anak membaca dalam posisi duduk tegak.
- Membaca di mobil dapat menyebabkan mual karena ketidaksesuaian antara fokus mata dan gerakan tubuh; lebih baik mengalihkan perhatian dengan musik atau mengobrol.
- Membaca di tempat gelap mengharuskan mata bekerja keras dan bisa meningkatkan risiko rabun jauh; pastikan ruang belajar cukup terang.
- Ter terlalu lama membaca tanpa istirahat dapat menyebabkan ketegangan pada otot mata; istirahat setiap 30 menit diingatkan dan sering berkedip.
- Jarak membaca yang ideal adalah 30 cm dari mata; ingatkan anak untuk tidak menarik buku terlalu dekat.
- Membaca di bawah sinar matahari terik bisa merusak mata; lebih baik membaca di luar saat sinar matahari tidak menyengat.
- Membaca sambil makan dapat mengurangi asupan nutrisi ke mata dan melemahkan otot mata; ajarkan anak untuk makan dan membaca secara terpisah.
Tepat jika Anda ingin mengajarkan balita Anda membaca sejak dini. Dan, jika akhirnya balita Anda senang membaca, biasakan pula dengan cara-cara membaca yang benar agar kesehatan matanya tetap terjaga. Berikut tujuh rambu membaca:
-
Sambil tiduran. Posisi ini mengundang risiko. Pertama, mata cepat lelah karena tangan mudah pegal sehingga posisi buku makin turun. Ini membuat jarak buku dengan mata semakin dekat. Saat berbaring, otot mata pun akan menarik bola mata ke arah bawah sehingga bola mata tidak dalam kondisi rileks. Kedua, ketika berbaring, biasanya cahaya yang menerangi tulisan tidak maksimal.
-
Membaca di mobil. Balita akan mual dan pusing setelah beberapa menit membaca. Penyebabnya, mata balita terfokus pada tulisan di buku yang diam tidak bergerak. Padahal, telinga -- yang menjadi pusat pendeteksi keseimbangan tubuh -- mengirimkan informasi bahwa balita sedang melakukan gerakan dan berpindah tempat. Informasi tak sejalan itu bisa membingungkan otak sehingga memicu keluhan pusing, mual, dan pandangan berkunang-kunang.
-
Di tempat gelap. Di ruangan gelap, mata harus mengatur fokus secara maksimal agar objek terlihat jelas. Memfokuskan penglihatan pada huruf-huruf kecil akan membuat mata bekerja "mati-matian" sehingga cepat lelah dan perih. Kekurangan cahaya juga mendorong balita untuk memegang buku lebih dekat ke matanya untuk memperjelas penglihatan. Kebiasaan itu bisa membuat matanya berisiko terkena rabun jauh atau "myopia".
-
Terlalu lama. Terlalu lama memfokuskan pandangan membuat otot mata bekerja berat dan berisiko menimbulkan perubahan pada fokus mata sehingga berpotensi menimbulkan rabun jauh. Biasakan balita mengistirahatkan mata dengan memejamkan mata atau memandang ke arah lain yang jauh, setiap 30 menit sekali. Ingatkan juga untuk sering berkedip guna membersihkan dan mempertahankan kelembapan mata. Nasihat untuk sering melihat pemandangan hijau juga ada baiknya diterapkan setiap hari.
-
Terlalu dekat. Jarak antara buku dan mata yang terlalu dekat akan mengurangi luas bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sebaliknya, jarak terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur. Jarak pandang ideal membaca adalah 30 cm dari mata.
-
Di bawah terik matahari. Sinar matahari yang terik akan menyilaukan dan membuat pantulan cahaya yang tidak nyaman dari buku ke mata. Paparan sinar ultraviolet berlebihan ke mata juga berpotensi merusak struktur anatomis organ penglihatan.
-
Sambil makan. Selagi makan, separuh aliran darah dari seluruh tubuh difokuskan ke perut untuk mencerna makanan. Itu sebabnya, membaca sambil makan akan mengurangi asupan zat gizi ke mata, dengan demikian bisa melemahkan otot mata. Akibat paling ekstrem, kegiatan membaca sembari makan bisa membuat pandangan balita agak kabur pada saat itu.
Tip bagi orang tua: Biasakan anak membaca dalam posisi duduk tegak. Jika ingin membacakan dongeng sebelum tidur, tumpuk bantal sampai agak tinggi untuk Anda dan balita bersandar. Jangan meredupkan lampu sebelum acara mendongeng tuntas.
Tip buat orang tua: Supaya balita tidak rewel dalam perjalanan, lebih baik putar lagu favoritnya atau mengajaknya mengobrol. Menonton DVD di mobil sama berisikonya dengan membaca.
Tip bagi orang tua: Periksa kekuatan lampu utama dan lampu meja di ruang belajar atau ruang di tempat anak sering membaca. Untuk penerangan sehari-hari, bola lampu susu lebih baik daripada neon karena memiliki filter yang meredam cahaya silau. Untuk lampu duduk, pilih lampu berkekuatan 40 -- 60 watt.
Tip bagi orang tua: Jangan senang dulu melihat balita tahan membaca buku berjam-jam. Pasalnya, bisa-bisa tak lama lagi dia harus berkacamata. Ajak dia beraktivitas fisik atau bermain musik sebagai selingan membaca.
Tip bagi orang tua: Karena terlalu antusias, balita sering menarik buku sedekat mungkin ke matanya. Ingatkan balita agar selalu menjaga jarak pandang yang aman.
Cahaya lampu neon, layar televisi, komputer, dan sinar matahari adalah penghasil sinar biru, sinar yang bisa merusak mata. Meski tidak menyebabkan kebutaan total, tetapi bisa menimbulkan kelainan penglihatan, seperti luka atau bercak di retina mata.
Tip bagi orang tua: Membaca di tepi kolam renang? Boleh, tetapi sebelum pukul 9.00 pagi atau setelah pukul 16.00 sore ketika sinar matahari tidak menyengat.
Tip bagi orang tua: Biasakan balita makan di meja makan bersama anggota keluarga lain. Makan sambil membaca atau menonton TV dan bermain akan membuat balita kurang menikmati makanan dan makan lebih lama dari seharusnya.
Yuk, ajarkan kebiasaan membaca yang benar pada balita Anda.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
| Nama situs | : | Ayah Bunda |
| Alamat URL | : | http://www.ayahbunda.co.id |
| Judul asli artikel | : | 7 Rambu Membaca |
| Penulis artikel | : | Tidak dicantumkan |
| Tanggal akses | : | 18 Agustus 2014 |