Skip to main content

Tetap Ceria di Usia Senja: Bacaan Untuk Para Lanjut Usia

Buku "Tetap Ceria di Usia Senja" karya Richard L. Morgan terdiri dari 62 renungan yang ditujukan untuk pembaca lanjut usia, namun juga relevan bagi yang lebih muda. Terdiri dari enam bagian, setiap renungan disertai bacaan Alkitab dan doa singkat, buku ini menggambarkan pergumulan dan keindahan jiwa orang-orang berusia lanjut, sekaligus mengajak pembaca untuk tetap berkontribusi dan menghadapi masa tua dengan semangat. Morgan mempersembahkan buku ini kepada para lanjut usia dan cucunya, menyoroti pentingnya sikap positif di akhir hidup.

  • Tetap Ceria di Usia Senja
  • 62 renungan
  • Pendeta Morgan
  • para lanjut usia
  • harapan
  • keindahan jiwa
  • kecantikan budi pekerti
  • Buku berjudul "Tetap Ceria di Usia Senja" ditulis oleh Richard L. Morgan.
  • Penerbit buku adalah PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, yang diterbitkan pada tahun 1990.
  • Isi buku terdiri dari 62 renungan untuk pembaca berusia lanjut, tetapi juga relevan bagi yang lebih muda.
  • Jumlah 62 renungan sesuai dengan usia penulis saat itu.
  • Buku ini terbagi menjadi 6 bagian:
    • Hidup Dimulai Setiap Hari
    • Tugas-tugas Para Lanjut Usia
    • Kerapuhan Usia Lanjut
    • Tidak Ada Gunanya Menyangkali
    • Menjaga Agar Semangat Tetap Dibarui
    • Pandangan-Pandangan Terakhir
  • Setiap renungan dilengkapi dengan bacaan Alkitab, kutipan refleksi, penguraian penulis, dan doa singkat.
  • Buku ini menyentuh pergumulan orang-orang berusia lanjut dan menyoroti keindahan jiwa yang dewasa.
  • Pendeta Morgan mempersembahkan buku ini kepada para lanjut usia dan cucunya, menekankan pentingnya keindahan budi pekerti.
Judul asli : --
Penulis : Richard L. Morgan
Penerjemah : --
Penerbit : PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta 1990
Ukuran buku : 14,5 x 20,7 cm
Tebal : 138 halaman
Sumber : Pub. e-Buku edisi 56/2010

Penulis buku "Tetap Ceria di Usia Senja" adalah seorang guru besar biblika di Western Piedmont Community College, Morganton, dan menjadi pendeta Gereja Presbiterian Fairview di Lenoir. Buku ini berisi 62 renungan yang ditujukan bagi para pembaca berusia lanjut, tetapi berguna juga bagi para pembaca yang berusia lebih muda. Mengapa 62 renungan? Tampaknya, penulis sengaja memilih angka 62 sebab bertepatan waktunya dengan usianya yang sudah menginjak 62 tahun. Di kedalaman jiwanya yang tanpa kerut, Pendeta Morgan sendiri masih menjaga harapan untuk tetap berkontribusi bagi sesama -- dengan satu arahan baru, tanpa pernah memikirkan kata "pensiun".

Buku ini dibagi menjadi 6 bagian: Hidup Dimulai Setiap Hari, Tugas-tugas Para Lanjut Usia, Kerapuhan Usia Lanjut, Tidak Ada Gunanya Menyangkali, Menjaga Agar Semangat Tetap Dibarui, dan Pandangan-Pandangan Terakhir. Setiap renungan disertai dengan bacaan Alkitab, kutipan renungan refleksi, uraian renungan penulis, dan diakhiri dengan seuntai doa singkat.

Sulit untuk tidak merasa haru ketika membaca renungan-renungan Pendeta Morgan. Pergumulan orang-orang berusia lanjut tergambar begitu jelas. Pada sisi lain, kita juga dapat menemukan "keindahan jiwa yang dewasa". Terbayang bagaimana mereka bergumul ketika harus mengucap kata "selamat tinggal", atau ketika harus membuang "hal-hal yang mengganggu". Tahukah kita betapa mereka harus berjuang untuk mengingat dan kemudian melupakan sesuatu? Bagaimana mereka mempertahankan suatu kenangan? Atau, bagaimana kerinduan mereka untuk tidak menjadi beban bagi siapa pun.

Pendeta Morgan mempersembahkan buku ini kepada para lanjut usia. Ia menyebut para rekannya itu sudah mengajarkan dia bahwa "saat yang terbaik adalah yang terakhir". Ia juga mempersembahkan buku ini untuk para cucunya, yang olehnya sang kakek disebut sudah melindungi dirinya dari "berbagai kerut dalam jiwa". Dengan apa? Dengan kecantikan [budi pekerti] mereka!

Peresensi: S. Heru Winoto