Teologi Pendidikan Dasar Pelayanan Kepada Anak | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Teologi Pendidikan Dasar Pelayanan Kepada Anak


Kategori: Resensi Buku Cetak, Pelayanan Anak

Judul buku : Teologi Pendidikan Dasar Pelayanan Kepada Anak
Judul asli : --
Penulis/Penyusun : Dr. W. Stanley Heath
Penerjemah : --
Editor : --
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup
Ukuran buku : --
Tebal : --
ISBN : --
Buku Online : --
Download : --
Sumber : Pub. e-Buku edisi 05/2006

Melalui kata pengantarnya penulis mengemukakan gambaran bagaimana seorang anak amat bergantung kepada orang tuanya. Di tangan orang tualah terletak masa depan anak-anak itu. Lingkungan hidup penuh dengan tantangan, dan orang tua hendaknya dapat mengerahkan segenap tenaganya untuk anak-anak supaya mereka beriman di dalam Allah sehingga mereka bersandar kepada Yesus.

"Janji" yang diberikan oleh penulis kemudian dijabarkan dalam tujuh pasal. Pada pasal pertama, penulis menyebutkan bahwa tugas orang tua semakin berat pada zaman ini. Karenanya adalah tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan mengarahkan anak mereka dengan menggunakan slogan yang telah dikenal betul dalam kehidupan sehari-hari yaitu

"Mencegah lebih baik daripada mengobati." Masa yang paling ideal untuk mendidik anak, menurut penulis, adalah di bawah usia 5 tahun. Pada saat itu sudah sepantasnya mereka dibentengi dengan Firman Allah. Allah telah menempatkan lembaga keluarga sebagai tempat pendidikan kehendak-Nya sedini mungkin.

Di dalam pasal dua, secara panjang lebar diuraikan proses pendidikan anak mulai dari rahim sampai masa balita. Ia juga mengisyaratkan hal penting kepada para ibu mengenai hubungan perkembangan jiwa anak dan kepercayaan mereka yang terbentuk pada masa dini, misalnya ketika anak terancam "bahaya", apakah ia lalu memilih berlindung kepada pembantu ketimbang ibunya?

Bagaimana orang tua menyikapi anak yang beranjak remaja? Aspek pengaruh pendidikan di sekolah dan pendidikan di rumah adalah hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, sebab di sekolah ada kemungkinan guru yang mengajar mereka tidak begitu menghayati Firman Allah.

Penulis juga menekankan dalam pasal ketiga, betapa Tuhan amat menghargai setiap anak dengan mengutip ucapan Yesus yang terdapat di dalam Markus 9:42 yang mengatakan tanggung jawab orang tua yang begitu berat. Penulis menelusuri hubungan Allah dengan manusia, khususnya dalam pemeliharaan iman anak dari generasi ke generasi, mulai dari Kitab Kejadian dan peta pendidikan pada zaman Perjanjian Lama dan pola pendidikan yang diterapkan umat Israel, sampai kepada zaman Perjanjian Baru.

Penulis juga membandingkan untung ruginya pendidikan kepribadian anak yang berdasarkan bimbingan Tuhan yang berfokus kepada Kristus. Tujuan pendidikan kristiani ialah menciptakan kebahagiaan hidup yang sejati, dan keluarga menjadi sarana untuk menciptakannya. Karena itu, orang tua harus partisipatif dengan menyediakan waktu untuk bermain dan bergaul dengan mereka. Jika orang tua menginginkan anaknya membentuk sikap yang baik, orang tua harus terlebih dahulu mengubah sikap sehingga anak itu mencontoh sikap orang tuanya yang berubah. Dengan gamblang penulis berkata, "Bahwa anak tidak terlalu menghiraukan nasihat, tetapi yang diikutinya adalah teladan"(halaman 42).

Penulis menyinggung contoh di dalam Alkitab, mengenai Imam Eli yang tidak berhasil mendidik anaknya dengan resiko kematian yang tragis pada kedua belah pihak. Di dalam pasal lima ini ia mengambil banyak contoh, misalnya Samuel, Yosia, dsb. Karena judul buku ini Teologi Pendidikan Anak, maka tidaklah mengherankan apabila mengembalikan jalan keluar dari masalah kepada nasihat yang terdapat di dalam Kitab Suci. Teologi keimanan menjadi bagian pemikiran utama dari buku ini, yang dianggap penulis begitu penting ditanamkan sejak usia dini.

Karena topik yang disampaikan penulis banyak berkisar pada perkembangan intelektual anak dan pengembangan kepribadiannya, maka tidaklah mengherankan apabila penulis mengulangi kembali beberapa gagasan yang telah diungkapkannya di dalam pasal-pasal sebelumnya. Sebuah topik yang selalu hangat dan agak enggan dibicarakan orang tua dengan anak-anak mereka, ialah mengenai seksualitas dan disiplin. Banyak orang tua yang kurang mempedulikan hal ini sehingga banyak anak yang tidak tahu pasti bagaimana sikap yang harus dikembangkannya mengenai seksualitas ini. "Kesalahan terbesar orang tua adalah banyaknya waktu yang tersita untuk mengejar uang sekalipun uang itu demi pendidikan anaknya" (halaman 69).

Buku kecil ini perlu dibaca oleh orang tua, para pendidik di gereja, atau siapa saja yang ingin memiliki keluarga bahagia. Teknik penulisannya tidak begitu rumit dan pembagian masalah cukup mudah untuk diikuti.

Diambil dari:

Judul majalah: Kalam Hidup
Edisi:Nopember 2005, Tahun ke-75, No. 715
Peresensi:Wina
Halaman:50 -- 51

Komentar