Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Seni Memahami Pasangan Anda
Submitted by admin on 18 November, 2008 - 09:51
Kategori: Kesaksian Pembaca
Ditulis oleh: Melina Martha Anggrahini
Di dalam sebuah hubungan sudah wajar apabila kita mengalami kebosanan. Di awal hubungan semua terasa indah. Satu sama lain saling memperhatikan dan rela berkorban demi kebahagian pasangan. Namun lambat laun cinta yang dahulu bergitu berapi-api semakin redup dan tak jarang menjadi padam. Yang satu menuntut yang lain untuk memberi tanpa ada keikhlasan untuk balik memberi. Jika pasangan sedang sibuk kita langsung berpikir pasangan kita sekarang sudah berubah. Sebagai seorang istri saya pun mengalami hal ini. Sampai akhirnya saya menemukan satu buku yang tepat dalam menjawab persoalan yang saya hadapi.
Buku ini benar-benar tepat untuk saya yang sudah berkeluarga. Namun ternyata buku ini tidak hanya bagus untuk kita yang sudah berkeluarga tapi bagus juga untuk mereka yang akan menikah bahkan mereka yang masih pacaran. Mengapa? Karena buku ini mengajak kita untuk lebih mengenal pasangan kita dengan baik dan mendalam.
Buku ini terdiri dari beberapa bab dimana tiap bab membahas masalah yang berbeda dan dilengkapi dengan cara penyelesaian yang mudah dipahami dan dipraktekkan.
Secara garis besar buku ini membahas perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Salah satu perbedaan yang bisa diamati adalah bahwa perempuan pada umumnya lebih memerlukan pernyataan penegasan yang berulang-ulang, misalnya seorang istri ingin suaminya mengucapkan "I love you" setiap pagi atau malam. Sepertinya hal itu kurang familiar di masyarakat timur. Namun memang demikian kenyataannya. Cobalah untuk memahami dan menerimanya. Niscaya pasangan Anda kan semakin sayang juga terhadap Anda selama Anda mengerti yang dia inginkan.
Saya pun sering bertanya kepada suami saya apakah dia mencintai saya. Tapi setiap kali saya bertanya begitu suami saya justru mengeluh, "Kenapa sih kamu selalu bertanya apakah aku mencintaimu.
Telah beribu-ribu kali aku katakan kepadamu bahwa aku mencintaimu, tetapi kamu terus saja bertanya. Sepertinya aku perlu menggantung sertifikat yang bertuliskan 'Aku mencintaimu, Sayang' di dapur dan di kamar tidur." Saya berkata kepadanya, "Jika seorang istri bertanya kepada suaminya apakah suaminya mencintainya, ia sebetulnya bukan meminta informasi, tetapi ia merasa perlu diyakinkan kembali.
Sebagian hal ini untuk menggugah kembali perasaan tentang percintaan masa mudanya, yang menyurut dalam perjalanan waktu, dan sebagian karena ia sebagai perempuan perlu penegasan yang berulang-ulang."
Ada satu ungkapan mengatakan "kita bisa menaklukkan hati laki-laki melalui perutnya" jadi cobalah membuatkannya makanan seenak mungkin.
Tetapi anggapan itu tidak benar. Cara menaklukkan hati laki-laki bukanlah melalui makanan. Kebutuhan dasar laki-laki adalah cinta dan perhatian. Kebutuhan dasar perempuan adalah rasa aman. Rasa aman bagi perempuan berarti merasa dicintai, mendapatkan pemenuhan diri dalam suami, anak-anak, rumah, dan memiliki jaminan ekonomi, sehingga ia dapat menikmati semuanya tanpa rasa cemas. Ia ingin dipelihara dan dihargai pada saat ia memenuhi kebutuhan dasar emosi dan biologis, yaitu melahirkan dan membesarkan anak-anak. Untuk mencapai hal ini ia membutuhkan rasa aman dalam cinta kasih suaminya. Perempuan pada dasarnya ingin dicintai sebagaimana adanya, sedangkan laki-laki ingin dicintai atas apa yang dapat mereka kerjakan.
Bukan saja tidak mungkin bagi seseorang memberikan cinta kasih yang tak bersyarat sepanjang waktu, melainkan bahkan sulit bagi kita konsisten dalam pengungkapan cinta kita. Sedikit dari kita yang dapat bersikap lembut, penuh pertimbangan, bijaksana, atau suka menolong setiap hari. Bila fisik, mental, dan emosi seseorang selaras satu dengan yang lain dan dengan dunia luar, ia mungkin dapat mengungkapkan perhatian sepenuhnya kepada orang lain. Tetapi bila kita merasa lelah secara emosional, atau sibuk, atau jengkel, sisi lain sifat kita mungkin mewujudkan dirinya. Jadi perlu juga memerhatikan kondisi pasangan kita sebelum kita mengeluh atas sikapnya.
Laki-laki sering merasa jengkel karena perempuan mudah mengomel akan hal-hal yang bagi laki-laki tampaknya kurang penting. Perempuan merasa sama bingungnya akan reaksi suaminya yang tampaknya berlebihan terhadap hal-hal yang tidak mengganggu perempuan. Laki-laki biasanya peka dalam hal-hal yang menyangkut kemampuannya mencari nafkah dan keberhasilan dalam pekerjaannya. Jika ia dibanding-bandingkan dengan suami-suami lain yang lebih mampu, ia merasa direndahkan. Setiap kritik mengenai penampilan atau prestasinya bisa membuatnya sangat tersinggung. Bahkan ia bisa meledakkan kemarahannya dan menyerang atau membela diri dan sedikit menjaga jarak dengan kita dan menyendiri. Tiap laki-laki memiliki titik-titik kepekaan yang berbeda dan istri yang bijaksana tidak akan menyinggung hal-hal yang bisa menyentuh kepekaannya tersebut.
Sementara perempuan memunyai kepekaannya sendiri yang biasanya agak berbeda dibanding laki-laki. Kritik-kritik mengenai caranya mengatur rumah, masakan, penampilannya sebagai ibu, atau setiap penghinaan tentang keperempuanannya akan membuat perempuan merasa hancur. Segala sesuatu yang menyerang gambar dirinya akan menghancurkannya.
Misalnya seorang suami sepulang dari bekerja melihat rumah dalam keadaan berantakan. Spontan ia berkata, "Astaga, apa saja yang kamu lakukan sepanjang hari?" Rumah mungkin kelihatan kacau, khususnya jika ada anak-anak. Padahal si istri telah mencuci pakaian, menyetrika, berbelanja, mengatur anak- anak ke sana ke mari, melakukan sedikit pekerjaan di taman, mengatur pembantu, dan mempersiapkan makan malam, dan sebagainya. Mungkin tidak ada tanda-tanda aktivitas yang jelas untuk membuktikan hari itu memang sibuk.
Si istri ini mungkin merasa kepayahan secara fisik dan emosi karena permintaan anak-anak yang tak henti-hentinya, dering telepon dan bel pintu, tetapi suaminya masih saja menganggapnya tidak bisa mengatur rumah dengan baik dan menganggap si istri hanya bersantai-santai di rumah. Tanpa adanya pemahaman satu dengan yang lain maka hal ini bisa memicu pertengkaran. Nah, bagaimana mengatasinya? Silakan Anda temukan dalam buku ini.
Pernikahan bisa mendatangkan suasana yang indah tapi juga bisa menimbulkan frustasi. Bagaimana Anda menjaga hubungan Anda dengan pasangan? Untuk mengetahui caranya sebaiknya Anda juga membaca buku ini. Saya jamin Anda akan lebih siap untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis karena dari buku ini Anda dibekali cara-cara memahami pasangan Anda. Buku ini bisa dijadikan pedoman imperatif bagi pasangan yang hendak menikah, pedoman inspiratif bagi keluarga yang usia pernikahannya sudah lanjut, dan pedoman preventif bagi keluarga yang mengalami perpecahan. Saya dan suami kini semakin mesra dan hidup bahagia setelah kami mempraktikkan teori buku ini. Selamat membaca!
Informasi Buku:
Judul buku | : | Seni Memahami Pasangan Anda |
Penulis | : | Cecil G. Osborne |
Penerbit | : | PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001 |
Ukuran buku | : | -- |
Tebal | : | -- |
- Login to post comments
- 7146 reads