Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif
Submitted by admin on 22 May, 2008 - 15:33
Kategori: Resensi Buku Cetak, Umum
|
Salah satu bagian dari kurikulum perguruan tinggi ialah penulisan karya ilmiah. Setiap mahasiswa pada penghujung perkuliahan wajib memelajari cara mengadakan penelitian lapangan. Sebelum menuliskan karya ilmiah sebagai pertanggungjawaban atas ilmu yang didalaminya, mahasiswa yang bersangkutan memelajari metode penelitian, apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya secara benar dengan metode yang tepat, dan kemudian merumuskan kesimpulan untuk kemudian menyusun karya ilmiah.
Mahasiswa perguruan tinggi sekuler (umum) dan perguruan tinggi khusus (teologi atau keagamaan) harus melakukan penelitian. Sebelum penelitian itu sendiri dilakukan, ia sudah dibekali dengan metode penelitian.
Sudah lazim diketahui bahwa penulisan tugas akhir ini adalah penghalang utama bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studinya. Banyak mahasiswa yang telah menyelesaikan perkuliahan, tetapi tidak berhasil tamat dari perguruan tinggi. Keabsahan proses belajar-mengajar amat ditentukan oleh karya penulisan ilmiah. Kadang-kadang orang bertanya, mengapa harus menulis karya ilmiah? Bukankah pengetahuan atas ilmu itu sudah cukup? Pertanyaan ini adalah pertanyaan seorang awam. Mereka yang sudah duduk di bangku perkuliahan, diwajibkan bersikap ilmiah dan memiliki disiplin ilmu dan itu dituangkan dalam bentuk tulisan yang diajukan di depan sidang/senat penguji.
Penulis buku ini membagi karangannya ke dalam dua belas pasal. Salah satu landasan yang penting dipahami, penulis mengutip pemikiran paradigma postpositivis yang mengatakan bahwa fungsi penelitian ialah menyediakan kebenaran yang tepat, menyediakan informasi yang otentik (hlm. 52). Penelitian yang bersifat konvensional saja tidaklah justru membatasi data sehingga gejala yang hendak dipahami tidak tergambarkan secara tepat.
Adalah sangat menarik, khususnya bagi mahasiswa teologi yang sudah selayaknya dipacu, untuk mengadakan penelitian secara ilmiah dan dituntun untuk mengungkapkan kebenaran itu secara logis dan benar. Penulis membuat sebuah peta pemikiran, baik dari sudut kualitatif maupun kualitatif, agar hasil penelitian itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Peta riset yang dibuat oleh penulis, peta atau bagan dan langkah-langkah yang perlu ditempuh oleh seorang periset. Seorang periset harus memiliki seperangkat sistem yang dapat diikuti dan dilaksanakan secara sitematik guna mencapai hasil yang diharapkan. Kerangka itu dituangkan ke dalam bagan "Meriset" yang terdiri dari delapan bagian, dan kedelapan bagian ini kemudian dijabarkan secara rinci, sampai kepada penyajian hasil riset. Dalam "Konsep-konsep Dasar" penulis menyajikan jawaban atas pertanyaan yang filosofis berkaitan dengan "ontologi", "epistemologi", "aksiologi" dan "metodologi".
Melihat dan membaca buku ini yang diberi label "Pengantar" sebenarnya, jika disiasati, bagi mahasiswa S1, materi dan cara penyajian yang terdapat di dalamnya sudah melebihi dari apa yang diperlukan oleh tingkat pendidikan ini. Khususnya bagi mahasiswa teologi, yang selalu harus didorong supaya mau menulis, buku semacam ini sangat diperlukan. Keengganan kebanyakan mahasiswa teologi dalam menulis karya ilmiah mungkin karena sifat tugasnya yang lebih cenderung verbalistis, memberikan konseling, dan menyampaikan khotbah dari mimbar.
Sudah saatnya para pengajar di perguruan tinggi teologi mewajibkan mahasiswanya berpikir secara tertib dengan disiplin keilmuan untuk menyampaikan berita keselamatan dari mimbar yang bagaimana pun. Kerangka berpikir itu sudah ditanamkan oleh Tuhan di dalam alam ciptaan-Nya. Perhatikanlah siklus alam, siang dan malam, proses penciptaan yang berjalan secara tertib sampai manusia dijadikan Tuhan sebagai makhluk pemikir yang mengatur lingkungannya, mengelola alam dan makhluk lain secara tertib dan penuh dengan disiplin.
Buku yang cukup tebal ini cukup memadai digunakan untuk penelitian ilmiah yang tertib dan terarah karena menyangkut dua pendekatan ilmiah, secara kuantitatif maupun kualitatif. Sebaiknya, setiap dosen dan mahasiswa teologi membaca buku ini dan mempraktikkannya dalam penulisan karya ilmiah dan juga dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anggota jemaat dalam penggembalaan sidang.
Bahan diambil dari:
Judul majalah | : | Kalam Hidup |
Edisi | : | Juli 2005, No. 712 Tahun ke-75 |
Peresensi | : | Wina |
Halaman | : | 50 -- 51 |
- Login to post comments
- 7062 reads