Membaca Alkitab adalah dialog dengan penulis dan Allah, sehingga penting untuk memahami maksud-Nya. Dr. Tremper Longman memberikan tujuh tips untuk membantu pembaca memahami Alkitab dengan lebih baik, termasuk memperhatikan konteks, genre, dan struktur penulisan, agar tidak mendistorsi makna yang terkandung. Dengan tip ini, pembaca diharapkan dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam terhadap isi dan kehendak Allah dalam firman-Nya.
- dialog dengan Allah
- maksud para penulis Alkitab
- bacalah seluruh perikop
- konteks akhir
- genre penulisan
- latar belakang sejarah
- kesatuan isi Alkitab
- Alkitab adalah dialog antara pembaca dan Allah, di mana memahami maksud Allah sangat penting.
- Ketahui maksud para penulis dan konteks waktu serta kondisi saat tulisan dibuat untuk memahami perikop dengan benar.
- Baca seluruh perikop untuk memahami makna dalam aliran keseluruhan, bukan hanya sebagai kutipan terpisah.
- Perhatikan konteks keseluruhan Alkitab, cobalah membaca seluruh buku sekaligus untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.
- Kenali berbagai genre penulisan dalam Alkitab untuk memahami jenis narasi dan pesan yang disampaikan.
- Perhatikan latar belakang sejarah dari tiap buku Alkitab dan baca seolah-olah Anda berada di zaman penulisannya.
- Analisis tata bahasa dan struktur perikop dengan hati-hati untuk memahami kesinambungan gagasan penulis.
- Selalu lihat kesatuan Alkitab secara keseluruhan, jangan ambil pengajaran dari satu perikop tanpa mempertimbangkan konteks lainnya.
Ketika Anda membaca Alkitab, sebenarnya Anda sedang berdialog dengan berbagai macam penulis, tetapi yang lebih penting lagi adalah Anda sedang berdialog dengan Allah. Sangat penting bagi kita untuk memahami perhatian dan maksud Allah yang sesungguhnya.
Nah, bagaimana caranya agar ketika membaca Alkitab, kita dapat memahami maksudnya dengan menggunakan hati dan pikiran kita?
Dr. Tremper Longman, seorang profesor Perjanjian Lama di Filadelfia, menjelaskan tujuh tip yang bermanfaat untuk kita.
-
Lihatlah maksud para penulis Alkitab. Setiap perikop Alkitab mempunyai maksud tertentu dari setiap penulisnya. Ketahuilah siapa penulisnya dan pahamilah masa hidup serta kondisi yang digambarkan di dalam tulisannya. Makna dari sebuah teks pada akhirnya bergantung pada apa yang Allah kehendaki. Lagi pula, bukankah Allah sendiri Penulis sebenarnya? Jadi, cobalah mengembangkan sebuah perikop sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendak hati kita sendiri.
-
Bacalah seluruh perikop. Jangan perlakukan Alkitab sebagai kumpulan perikop yang terisolasi, seperti layaknya buku kumpulan peribahasa atau kata mutiara. Makna dari tiap ayat hanya dapat diungkapkan dalam keseluruhan alirannya. Jika kita hanya membaca sebuah perikop pendek dari suatu kitab tertentu, pastikan kita mempunyai pemahaman mendasar tentang bagaimana perikop tersebut sesuai dengan keseluruhan kitab. Ketika kita membaca sedikit bagian Kitab Suci, kita harus melatih perhatian dan kejelian. Jika tidak, kita akan mendistorsi pesan Allah.
-
Konteks akhir dari perikop tertentu terletak di keseluruhan isi Alkitab. Cobalah untuk membaca Alkitab sesuai dengan konteksnya, dengan membaca keseluruhan Alkitab daripada hanya membaca sebagian. Jika kita dapat duduk dan membaca novel selama dua sampai tiga jam di kursi favorit kita, cobalah hal yang sama dengan membaca kitab Yesaya atau Kisah Para Rasul.
-
Kenalilah "genre" atau jenis penulisan. Alkitab terdiri atas banyak tipe kesusastraan. Di dalamnya ada sejarah, hukum, puisi, kebijaksanaan, nubuatan, Injil, dan tulisan apokaliptik. Ketika kita mengetahui jenisnya, kita akan mengerti lebih baik dan membacanya sesuai dengan jenis-jenis penulisan tersebut.
-
Perhatikan latar belakang sejarah dan latar belakang Alkitab. Kita harus membaca setiap buku sebagaimana jika kita hidup di zaman yang sama dengan penulisnya. Para komentator atau penafsir Alkitab juga melakukan hal tersebut sesuai dengan budaya waktu itu.
-
Perhatikan tata bahasa dan struktur dalam sebuah perikop. Baca setiap perikop dengan hati-hati dan catat bagaimana kesinambungan pemikiran penulisnya. Studi tata bahasa dan struktur sintaksis harus didasarkan oleh bahasa aslinya. Sangat mudah mendistorsi makna Alkitab dengan menggunakan pengalaman kita untuk mempertajam pemahaman tentang suatu perikop. Seandainya dapat kita peroleh, gunakanlah Alkitab dengan terjemahan harfiah untuk studi yang lebih serius.
-
Selalu lihat kesatuan isi Alkitab secara keseluruhan. Meskipun Alkitab terdiri atas banyak kitab, tetapi tetap saja Alkitab adalah sebuah buku dengan satu cerita. Jangan dasarkan doktrin atau pengajaran moral hanya pada sebuah perikop Alkitab. Jika suatu perikop kelihatannya mengajarkan sesuatu, tetapi perikop yang lain mengajarkan suatu hal lebih jelas lagi, cobalah memahami perikop yang sulit dalam terang perikop lain yang lebih mudah dipahami.
Itulah beberapa tip yang dapat memandu kita untuk membaca dan memahami Alkitab lebih baik. Anda sudah siap?
Diambil dan disunting dari:
Nama situs | : | Pargodungan |
Alamat URL | : | http://pargodungan.org |
Judul asli artikel | : | Tujuh Tips Membaca & Memahami Alkitab dengan Hati dan Pikiran Anda |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 2 Januari 2014 |