Menapaki Hari Bersama Allah | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Menapaki Hari Bersama Allah


Kategori: Kesaksian Pembaca, Hidup Kristen

Ditulis oleh: Maryadi

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang teman yang memberitahu saya bahwa Pdt. Yohan Candawasa akan menjadi pembicara dalam sebuah seminar di kota saya, Solo. Saya tertarik untuk mengikuti seminar tersebut, namun saya belum tahu bagaimana pembawaan beliau dalam memberikan ceramah karena saya belum pernah bertemu dengan beliau. Untunglah teman saya memiliki buku-buku yang ditulis Pdt. Yohan Candawasa. Sebelum mengikuti seminar itu, saya pun meminjam dan membaca salah satu buku Pdt. Yohan Candawasa. Buku tersebut berjudul "Menapaki Hari Bersama Allah" yang merupakan kumpulan khotbah beliau. Setelah membaca sekilas beberapa kesaksian pembaca yang ditulis dalam Kata Pengantar maupun sampul belakang, saya semakin tertarik untuk menyimak isinya.

Buku ini terdiri atas delapan bab yang menguraikan makna perjalanan hidup bersama Allah. Setiap bab diawali dengan kutipan ayat-ayat nas dalam Alkitab, baik berupa perikop maupun beberapa ayat tematik. Bagian tersebut menjadi acuan pembahasan dan uraian khotbah yang ditulis sebagai isi bab. Pada bagian akhir bab, juga disediakan doa yang dapat memandu kita untuk mengimani dan menerapkan pengetahuan alkitabiah yang telah kita dapat dari bab tersebut.

Isi buku ini sangat memberkati saya, namun bagian yang paling berkesan bagi saya adalah uraian yang tertulis dalam bab 5 dan 6. Bab 5 yang berjudul "Anda Meminta Allah Memberi" memberi penjelasan lengkap dari Matius 7:7-10. Sekalipun ayat ini cukup familiar bagi saya, namun ketika membaca uraian penulis, saya menerima berkat baru. Penulis menjabarkan adanya empat jenis orang tua yaitu permisif, jahat, membingungkan, dan baik. Orang tua yang baik selalu memberikan yang baik bagi anaknya sekalipun anaknya meminta hal yang buruk. Sering kali sebagai anak, saya menganggap Tuhan itu jahat karena tidak memenuhi permintaan saya. Padahal sebenarnya Tuhan tahu yang terbaik bagi kita dan Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Namun, ada kalanya Tuhan juga berlaku seperti orang tua permisif yang mengabulkan setiap permintaan anaknya. Akan tetapi, semuanya itu dilakukan untuk mengajar anaknya agar setuju dengan kriteria orang tuanya (halaman 110). Terkadang, Tuhan mengizinkan kita mendapat apa yang kita inginkan untuk mengajarkan kepada kita bahwa apa yang kita minta itu bukanlah yang terbaik untuk kita. Dengan demikian, kita dapat melihat dan menyadari, serta menyetujui bahwa kehendak Tuhan adalah pilihan yang terbaik dalam hidup kita.

Bab 6 yang berjudul "Jika Allah Meminta" memberi saya wawasan baru tentang kisah Abraham yang akan mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran di Gunung Moria. Penulis menyoroti tiga hal yang dimiliki Abraham: iman, pengharapan, dan kasih. Itulah yang memampukannya melangkah maju untuk menaati perintah Allah yang terkesan tidak masuk akal tersebut. Saya belajar bahwa kisah ini memberi gambaran awal betapa besarnya kasih Bapa yang rela menyerahkan Anak-Nya untuk menebus manusia dari belenggu dosa.

Secara umum, setelah membaca buku ini, saya belajar tentang dua hal: Allah senantiasa tahu yang terbaik bagi hidup kita dan kita harus senantiasa mengucap syukur atas karya Allah dalam hidup kita. Kiranya sobat-sobat terkasih diberkati lewat tulisan ini, selamat menapaki hari bersama-Nya! Jangan lupa untuk segera membaca buku ini ya.

Informasi buku:

Judul buku : Menapaki Hari Bersama Tuhan
Judul asli buku : --
Penulis : Yohan Candawasa
Penerjemah : --
Editor : --
Penerbit : UnveilinGlory Indonesia dan Pionir Jaya, Bandung 2008
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 188 halaman
ISBN : --
Buku Online : --
Download : --

Komentar