Pekerjaan/Karier
Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani
![]() |
|
Sebagai umat pilihan Tuhan, kita diharapkan memiliki etos kerja yang lebih baik daripada orang-orang dunia. Umat percaya seharusnya dapat mengintegrasikan imannya ke dalam dunia kerjanya. Untuk itu, kita membutuhkan pemahaman teologis yang tepat, sehingga kita dapat membangun Kerajaan Allah di bumi. Pertanyaannya, seperti apakah etos kerja kristiani itu? Penjelasan tentang teologi kerja dan etos kerja kristiani dapat dibaca dalam buku karangan Jansen Sinamo. Jansen Sinamo yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang unik (alumni Fakultas Fisika ITB, dosen etika Kristen ITB, bekerja di pertambangan, menjadi instruktur pengembangan diri, serta pembicara dan pengajar etos kerja di berbagai seminar umum maupun gereja), lebih dikenal sebagai Guru Etos Indonesia karena dia memelopori seminar etos kerja sejak 2 dasawarsa yang lalu. Buku ini adalah bukunya yang ke-9.
Apakah Pekerjaan Anda Bagian dari Pekerjaan Allah?
Ditulis oleh: Gunung Yudi P.
Ada berbagai macam kebutuhan hidup yang harus kita penuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, kita harus bekerja. Banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan oleh manusia di dunia ini. Namun, ada pekerjaan-pekerjaan yang tidak berkenan kepada Allah. Setelah membaca buku ini, saya semakin mengerti pekerjaan apa yang tidak berkenan dan yang berkenan kepada Allah. Tidak hanya itu, melalui buku karangan Timothy Keller yang berjudul "Apakah Pekerjaan Anda Bagian dari Pekerjaan Allah?" ini, saya juga dapat memahami bagaimana menghubungkan sebuah pekerjaan dengan rencana Allah bagi dunia.
The Wisdom Of Solomon At Work
![]() |
|
Apakah saat ini Anda, sebagai orang Kristen, sudah mulai bosan dengan pekerjaan yang ada di depan mata Anda? Apakah Anda sedang memimpin beberapa orang, tetapi kehilangan tujuan kepemimpinan Anda? Anda mungkin sedang membutuhkan hikmat yang dapat menjadi sumber inspirasi untuk memengaruhi cara kita berpikir dan bertindak ke depan. Buku "The Wisdom of Solomon at Work" mencoba menyarikan kisah beberapa tokoh Alkitab terkemuka di Perjanjian Lama yang dapat menjadi teladan bagi pemimpin-pemimpin pada zaman ini.
Bawa Jiwa Anda ke Tempat Kerja!
![]() |
|
Sebagai orang Kristen, kita sering kali terjebak untuk memisahkan kehidupan spiritual dengan kehidupan pekerjaan kita. Kita menganggap pekerjaan sehari-hari kita tidak ada sangkut-pautnya dengan keyakinan kita. Sebaliknya, iman kita hanya berlaku dalam lingkup yang sempit dan privat, seperti di rumah atau dalam persekutuan dengan sesama orang percaya. Akibatnya, ketika kita berusaha berkembang dalam salah satu dari kedua aspek itu, kita merasa harus mengorbankan aspek yang lainnya. Melalui buku "Bawa Jiwa Anda ke Tempat Kerja -- Mengatasi Sembilan Dosa Maut di Tempat Kerja", R. Paul Stevens dan Alvin Ung mengajak pembaca untuk tidak jatuh ke dalam dikotomi yang menyesatkan itu, tetapi berusaha mengembalikan hakikat pekerjaan kita kepada posisi yang seharusnya, yaitu untuk melayani Allah.
Smart at Work
![]() |
|
Tempat bekerja biasanya menjadi dunia kedua kita setelah keluarga, meskipun ada yang hidup sebaliknya. Itulah sebabnya, mengalami stres di tempat kerja menjadi pengalaman yang dialami setiap pekerja di semua level. Dinamika dunia kerja memang tidak banyak disadari dan direspons dengan tepat oleh setiap pekerja. Stres yang dialami pekerja sering kali disebabkan oleh ketidaktahuan seseorang untuk bekerja secara cerdas (smart).
Allah di Pekerjaan
![]() |
|
Surat 1 Petrus 2:9 menulis, "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" Ya, Petrus menegaskan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk "keluar" dan memberitakan Injil keselamatan demi kemuliaan nama-Nya. Lantas, apakah semua orang percaya harus memberi diri mereka sepenuh waktu untuk melayani di gereja sebagai imam atau hamba Tuhan? Buku "Allah di Pekerjaan" menyampaikan gagasan berbeda dengan mengajak kita melihat konsep penginjilan dari sudut pandang dunia bisnis.
Saya Sibuk!
Ditulis oleh: Gunung
Waktu yang saya miliki dalam sehari sama dengan waktu yang dimiliki oleh orang lain, yaitu 24 jam. Namun, terkadang saya susah untuk membagi waktu tersebut dengan bijaksana sehingga rasanya waktu yang diberikan kepada saya masih kurang. Bahkan, terkadang saya merasa tidak memiliki waktu. Hal ini sering kali membuat pekerjaan-pekerjaan yang telah saya rencanakan tidak selesai tepat waktu.
Wanita yang Meninggalkan Karier
![]() |
|
Tentu bukan sebuah kesalahan apabila seorang wanita memiliki cita-cita dan berusaha keras meniti karier selama hidupnya. Wanita diciptakan bukan hanya untuk melakukan 3M (macak, masak, manak -- berdandan, memasak, melahirkan), wanita juga memiliki hak yang sama seperti pria dalam banyak hal. Setelah adanya emansipasi wanita, semakin banyak wanita yang memilih menekuni pekerjaannya dan tidak puas jika hanya tinggal di rumah untuk mengurus rumah tangganya. Namun, tidak sedikit juga wanita yang akhirnya memilih untuk meninggalkan kariernya di luar rumah, demi mengasuh anak dan mengurus rumah. Bagaimana dengan Anda?
Mengubah Pasir menjadi Mutiara
![]() |
|
Perjuangan seekor kerang untuk menghasilkan mutiara sangat besar. Pertama kali saat pasir masuk ke dalam cangkangnya, dia sudah merasa sakit. Tubuhnya yang begitu lunak tidak tahan dengan goresan yang ditimbulkan oleh gesekan dengan pasir. Untuk mengurangi rasa sakitnya, maka seekor kerang mengeluarkan lendir dari perutnya untuk membungkus pasir tersebut. Dengan begitu, rasa sakitnya tidak terlalu terasa. Dengan mengalami hal itu selama bertahun-tahun, pasir itu baru bisa menjadi mutiara yang sangat cantik dan mahal.