Tulisan ini merenungkan tentang kasih Allah yang sejati, yang dianggap sebagai landasan iman dan bersyukur dalam segala keadaan. Buku "Kasih Allah" karya Oswald Chambers mengajak pembaca untuk menyadari bahwa kasih Allah bukan tergantung pada situasi atau perasaan, melainkan merupakan esensi dari Tuhan itu sendiri. Dengan kembali kepada hati Allah dan pengorbanan Kristus, kita diajarkan untuk menemukan kekuatan dan pengharapan dalam iman yang kokoh.
- kasih Allah
- iman
- kasih karunia
- bersyukur
- pengalaman hidup
- pendamaian
- Yohanes 3:16
- Pengalaman pribadi penulis tentang kasih Allah yang sering disinggung namun sulit dipahami.
- Buku "Kasih Allah" karya Oswald Chambers membantu penulis merenungkan kasih karunia Allah dalam hidupnya.
- Kasih Allah bukan hanya sifat, melainkan inti dari diri-Nya sendiri.
- Penulis menyadari bahwa iman bukanlah perasaan yang dipengaruhi keadaan.
- Belajar untuk bersyukur dalam segala keadaan dan memperkuat iman melalui kebaikan Tuhan.
- Referensi penting dari Yohanes 3:16 tentang kasih Allah yang membawa hidup kekal.
- Buku ini berjudul asli "The Love of God" dan diterjemahkan oleh Efie Shofia Sompie.
- Diterbitkan oleh Gospel Press, Batam dengan ketebalan 178 halaman.
Ditulis oleh: Santi Titik L.
Pernahkah Anda merasakan kasih Allah? Atau Anda justru bingung seperti apakah kasih Allah itu? Saat berada di gereja, persekutuan doa, bahkan di saat-saat tertentu, kata ini sering sekali diungkapkan, tapi sudahkah kita benar-benar merasakannya/mendapatkannya? Beberapa waktu, saya pun pernah menggumulkan tentang kasih Allah. Kemudian, saya membaca buku berjudul "Kasih Allah" karya Oswald Chambers. Bukan suatu kebetulan menurut saya, tetapi karena Tuhan ingin memberikan jawaban pada saya mengenai hal ini.
Buku ini mengajak saya untuk melihat kembali sejarah kehidupan saya. Jelaslah bahwa semua itu hanya karena kasih karunia Allah yang telah dilimpahkan dalam hidup saya dan juga Anda. Allah tetap mengasihi saya, meskipun keadaan iman saya sering pasang surut, tapi Allah senantiasa memberi kemampuan untuk bangkit dan bersyukur dengan terus berkata "Allah itu kasih". Kasih itu bukan sifat Allah, tapi Allah itu sendiri ialah kasih. Penegasan pernyataan ini menyadarkan saya bahwa saya sering melihat ke diri saya sendiri ketimbang Allah. Kadang-kadang saya mudah sedih, lalu tiba-tiba menjadi senang, dan semuanya itu seolah-olah mengikuti alur perasaan saya. Sedangkan dalam buku ini mengajarkan bahwa iman itu bukan perasaan. Memang sangat mudah untuk mengatakan bahwa "Allah mengasihi saya" ketika saya dalam keadaan baik-baik saja, tetapi sangat sulit untuk mengatakan hal serupa, apabila saya sedang dalam keadaan susah, terjepit, dan menderita.
Melalui buku ini, saya dilatih untuk merenungkan setiap kebaikan Tuhan dalam hidup saya. Saya belajar bersyukur dalam setiap keadaan dan kembali memiliki dasar iman yang benar di dalam Kristus, yaitu kembali kepada salib, kepada hati Allah, dan pendamaian atas dosa-dosa kita, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Allah benar-benar Kasih yang sejati.
Informasi buku:
| Judul asli buku | : | The Love of God |
| Judul buku terjemahan | : | Kasih Allah (Melihat dari Dekat Hati Allah sebagai Bapa) |
| Penulis | : | Oswald Chambers |
| Penerjemah | : | Efie Shofia Sompie |
| Penerbit | : | Gospel Press, Batam |
| Ukuran buku | : | 11 x 18 cm |
| Tebal | : | 178 halaman |
| ISBN | : | -- |
| Buku Online | : | -- |
| Download | : | -- |