Pada 8 September, Hari Bebas Buta Aksara Internasional diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi di seluruh dunia, dengan fokus pada perlunya memberantas buta aksara yang masih dialami oleh sekitar 776 juta orang dewasa, terutama perempuan dan anak-anak. UNESCO melaporkan bahwa daerah seperti Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika memiliki tingkat buta aksara tertinggi, yang terkait dengan kemiskinan dan kesempatan pendidikan. Berbagai penulis dan organisasi, termasuk Montblanc, berkontribusi dalam upaya untuk meningkatkan literasi melalui inisiatif dan program yang mendukung pendidikan bagi yang kurang mampu.
- Hari Bebas Buta Aksara Internasional
- UNESCO
- pemberantasan buta aksara
- keterampilan baca tulis
- Global Monitoring Report
- negara-negara miskin
- Literacy and Epidemics
- Hari Bebas Buta Aksara Internasional diperingati setiap 8 September sejak 1966, setelah diproklamirkan oleh UNESCO pada 17 November 1965.
- Tujuan peringatan ini adalah menyoroti pentingnya pemberantasan buta aksara bagi individu dan masyarakat.
- Kira-kira 776 juta orang dewasa di dunia memiliki keterampilan baca tulis terbatas, dengan dua pertiga di antaranya adalah wanita.
- Laporan UNESCO 2008 menunjukkan Asia Selatan dan Barat memiliki tingkat buta aksara terendah, diikuti sub-Sahara Afrika dan Arab Saudi.
- Negara dengan tingkat buta aksara paling rendah adalah Burkina Faso, Nigeria, dan Mali, yang berkaitan erat dengan kemiskinan dan masalah gender.
- Tema peringatan Hari Bebas Buta Aksara Internasional 2007-2008 adalah "Bebas Buta Aksara dan Kesehatan," dengan fokus pada penyakit menular.
- Sejumlah penulis terkemuka mendukung UNESCO dalam meningkatkan kesadaran akan buta aksara melalui Writers for Literacy Initiative.
- Perusahaan seperti Montblanc juga ikut berkontribusi untuk memerangi buta aksara dengan program pendidikan dan kegiatan amal.
- Pada Hari Bebas Buta Aksara Internasional 2009, Montblanc akan melelang lukisan untuk mendukung UNICEF.
Pada 17 November 1965 UNESCO memproklamirkan bahwa Hari Bebas Buta Aksara Internasional jatuh pada 8 September. Hari Bebas Buta Aksara Internasional ini untuk pertama kalinya diperingati tahun 1966. Tujuan peringatan ini adalah untuk menyoroti pentingnya pemberantasan buta aksara bagi setiap individu, komunitas dan masyarakat. Setiap tahun pada Hari Bebas Buta Aksara Internasional, UNESCO mengingatkan seluruh komunitas internasional perihal status bebas buta aksara dan pembelajaran orang dewasa secara global. Peringatan tersebut diadakan di seluruh dunia.
Sekitar 776 juta orang dewasa memiliki keterampilan baca tulis yang terbatas; satu dari lima orang dewasa belum mampu membaca dan menulis dan 2/3 di antara mereka adalah kaum wanita; 75 juta anak-anak tidak sekolah dan lebih banyak lagi anak-anak yang tidak rutin masuk sekolah bahkan ada yang putus sekolah.
Menurut "Global Monitoring Report on Education for All (2008)" ("Laporan Pengawasan Global terhadap Pendidikan untuk Semua (2008))" UNESCO, Asia Selatan dan Barat merupakan wilayah yang paling rendah tingkat bebas buta aksaranya (58,6%), diikuti oleh sub-Sahara Afrika (59,7%), dan Arab Saudi (62,7%). Negara-negara yang memiliki tingkat bebas buta aksara paling rendah di dunia adalah Burkina Faso (12,8%), Nigeria (14,4%) and Mali (19%). Laporan penelitian menunjukkan adanya satu hubungan yang jelas antara buta aksara dengan negara-negara miskin, dan antara buta aksara dengan penilaian terhadap kaum wanita.
Tema peringatan Hari Bebas Buta Aksara Internasional tahun 2007 dan 2008 adalah "Bebas Buta Aksara dan Kesehatan". Ini juga menjadi tema utama pada peringatan Dekade Bebas Buta Aksara Perserikatan Bangsa-Bangsa selama dua tahun berturut-turut. Secara khusus, Hari Bebas Buta Aksara Internasional 2008 memberikan penekanan yang kuat pada Buta Aksara dan Wabah (Literacy and Epidemics) dengan fokus pada penyakit-penyakit menular seperti HIV, TBC dan malaria, yang menjadi masalah kesehatan masyarakat paling penting di dunia.
Untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap nilai yang luar biasa dari tulisan dan perlunya memajukan masyarakat yang buta aksara, penulis-penulis berikut ini mendukung UNESCO melalui Writers for Literacy Initiative: Margaret Atwood, Paul Auster, Philippe Claudel, Paulo Coelho, Philippe Delerm, Fatou Diome, Chahdortt Djavann, Nadine Gordimer, Amitav Ghosh, Marc Levy, Alberto Manguel, Anna Moi, Scott Momaday, Toni Morrison, Erik Orsenna, Gisèle Pineau, El Tayeb Salih, Francisco Jose Sionil, Wole Soyinka, Amy Tan, Miklós Vámos, Abdourahman Waberi, Wei Wei, Banana Yoshimoto. Tidak hanya para penulis yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah buta aksara. Di samping kesepakatan para penulis, ada berbagai macam perusahaan dan organisasi amal yang mendukung usaha memerangi buta huruf. Montblanc adalah pendukung lain dari program yang bertujuan utama membantu anak-anak yang kurang mampu di seluruh dunia untuk belajar membaca dan menulis ini. Perusahaan tersebut, yang terkenal sebagai pabrik alat-alat tulis, telah mengeluarkan berbagai inisiatif untuk mendukung program-program pendidikan UNESCO. Pada Hari Bebas Buta Aksara Internasional 2009, Montblanc akan melelang 12 lukisan seniman terkenal untuk kepentingan UNICEF. Selanjutnya, lukisan itu akan beredar ke seluruh dunia. Para penggemar dan pengoleksi diizinkan untuk menyaksikannya dan menawar secara diam-diam. Setiap lukisan ditandatangani secara pribadi oleh bintang yang dilukis dan nantinya akan dilelang pada tanggal 8 September 2009 ini.
Diambil dan diterjemahkan dari:
| Nama situs | : | www.answers.com |
| Alamat URL | : | http://www.answers.com |