"Crazy Love"

Kategori: Kesaksian Pembaca, Hidup Kristen

Ditulis oleh: Adiana

Cinta gila atau mencintai hingga tergila-gila, sepertinya merupakan ungkapan yang terlalu berlebihan. Namun, mungkin perasaan semacam ini justru banyak dialami anak-anak remaja yang sedang jatuh cinta. Bahkan mereka mungkin "rela" melakukan apa saja demi merebut hati seseorang yang menjadi dambaan hatinya. Barangkali karena populernya istilah cinta gila, maka seorang penulis memilihnya untuk menjadi judul sebuah buku rohani. "Crazy Love" karangan Francin Chan inilah yang saya maksudkan.

Berbeda dari apa yang saya pikirkan, buku ini dapat membukakan banyak hal kepada saya. Cinta yang tergila-gila memang hanya terjemahan bebas saya, tetapi setelah membaca buku ini, pengertian yang lebih tepat adalah "cinta yang tidak masuk akal". Ya, begitulah kasih Tuhan kepada kita. Sebenarnya, Tuhan tidak perlu mengasihi kita dan Ia sanggup mencabut nyawa kita dari bumi ini kapan saja. Akan tetapi, karena belas kasih Allah yang terlalu besar sehingga Ia datang ke dunia dan bersedia menyelamatkan manusia yang sudah jatuh dalam kubangan dosa.

Sebenarnya, sejak membaca dua bab pertama, saya semakin tergoda untuk terus membaca buku ini sampai selesai. Kedua bab itu berjudul "Berhentilah Berdoa" dan "Anda Mungkin Tidak Sempat Menyelesaikan Bab ini". "Berhentilah Berdoa", kedengarannya ini bukan nasihat yang baik untuk orang Kristen, ya? Tunggu dulu, di balik judul ini, sebenarnya penulis sedang mengajak kita untuk berhenti berbicara kepada Tuhan dan memandang kepada-Nya dengan sungguh-sungguh sebelum kita berkata-kata lagi. Pernahkah Anda mencobanya? Saya pribadi kembali diingatkan bahwa terkadang kita terlalu cepat berkata-kata dan tidak lagi sempat berdiam diri untuk datang dengan rasa hormat dan kagum kepada Allah. Lalu, dalam bab "Anda Mungkin Tidak Sempat Menyelesaikan Bab Ini", saya diingatkan bahwa saya bisa mati kapan saja karena banyak alasan. Saya hanyalah debu di atas bumi ini dan saya bukanlah orang yang "penting". Francin Chan menggambarkannya dengan analogi bahwa kita ini seperti pemain figuran yang hanya muncul selama sepersekian detik dalam sebuah film. Dan, tentu saja, sangat mungkin bahwa tidak ada yang akan memerhatikan kita atau menyadari kehadiran kita.

Pada bab-bab berikutnya, Francin Chan mencelikkan mata saya akan hal-hal yang dapat membangkitkan rasa cinta saya kepada Allah, termasuk perbedaan orang Kristen yang suam-suam kuku dengan orang-orang Kristen yang "terobsesi" dengan Kristus. Pada bab terakhir, Francin Chan menyajikan contoh nyata orang-orang Kristen di dunia yang akhirnya rela meninggalkan segalanya dan mengabdikan diri untuk melayani sesama karena cintanya kepada Kristus. Buku ini sangat saya sarankan bagi Anda yang sedang mengalami "stagnasi" dalam relasi pribadi dengan Tuhan atau merasa kering secara rohani. Silakan membaca buku ini dan perbaruilah gairah cinta Anda kepada Tuhan yang selalu mengejar kita tanpa lelah.

Informasi Buku: