Apakah Anda Sudah Mantap Menjadi Orang Tua?

Kategori: Kesaksian Pembaca

Ditulis oleh: Lani Mulati

Anak adalah seseorang yang dinanti-nantikan oleh setiap pasangan menikah. Namun, ketika anak telah lahir di tengah-tengah keluarga, ada saja yang dikeluhkan beberapa orang tua. Bahkan, ada juga beberapa orang tua yang menyesal telah melahirkan anak karena sikap anak yang, setelah dewasa, justru membuat hidup orang tua semakin menderita. Di sisi lain, ada juga anak-anak yang mengeluhkan ketidakkonsistenan orang tua mereka. Mereka kecewa terhadap orang tua yang terlalu banyak mengatur, mengekang anak, tidak mau introspeksi diri, dan selalu merasa diri yang paling benar.

Menjadi orang tua memang lebih sulit ketimbang belajar menyetir mobil atau meniti karier. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sehingga seseorang bisa benar-benar mantap dalam menjalankan peran dan tanggung-jawabnya sebagai orang tua. Untuk mewujudkan peran orang tua yang ideal memerlukan waktu seumur hidup. Akan tetapi, kita bisa mulai mempersiapkannya sejak kita masih lajang. Dengan belajar dari orang tua kita, kita bisa merencanakan untuk membentuk keluarga sendiri yang lebih baik. Pola-pola positif dari orang tua kita teladani, sementara pola-pola negatifnya kita jauhi atau putuskan.

Melalui buku "Mantap Berperan Sebagai Orangtua" karya Jim Burns inilah saya mendapatkan penjelasan dan pemahaman baru tentang pentingnya memutuskan tali negatif yang mengikat keluarga saya dari generasi ke generasi. Kekerasan yang pernah dilakukan oleh orang tua saya tidak boleh diwariskan kepada anak-anak saya. Kebiasaan itu harus dipatahkan dalam nama Yesus. Dengan demikian, kebiasaan memukul anak tidak lagi terjadi di dalam keluarga saya. Hubungan dalam keluarga yang gagal harus dipulihkan sehingga damai sejahtera Allah bisa dirasakan kembali di dalam keluarga.

Setelah membaca buku ini, saya benar-benar banyak belajar hal pokok/penting yang harus saya wariskan atau tinggalkan untuk anak saya, antara lain menerima tanggung jawab sebagai orang tua dengan sukacita, mendidik anak dengan sedikit berbicara tetapi banyak memberi teladan yang nyata, membentuk keluarga sebagai tempat pemuridan yang sehat, dan seterusnya. Dari buku ini pula, saya disadarkan bahwa masih ada banyak hal yang harus saya perbaiki untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak saya. Di antaranya adalah menikmati hari Sabat untuk beribadah kepada Tuhan dan merekatkan tali kekeluargaan dengan berkumpul bersama keluarga serta mendidik anak dengan kasih sayang. Sungguh, hal-hal ini membutuhkan waktu dan ketekunan. Namun, saya percaya Tuhan akan terus memampukan saya untuk menjadi orang tua yang semakin baik dari hari ke hari melalui firman-Nya dan nasihat orang-orang di sekitar saya. Saya harap demikian juga dengan Anda.

Informasi buku: