Dalam seminar tentang metode pengajaran reading, Dr. Joko Nurkamto menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik pada pembelajaran membaca, bukan hanya fokus pada hasil tes. Para guru dianjurkan menggunakan teks otentik, serta menerapkan teknik membaca top-down dan bottom-up untuk meningkatkan pemahaman siswa. Kegiatan interaktif seperti permainan juga dipandang sebagai cara efektif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar membaca.
- fasilitator dalam proses belajar-mengajar
- kemampuan dan perkembangan reading
- materi dalam teks-teks otentik
- strategi membaca
- teknik bottom-up dan top-down
- kegiatan edukasi
- motivasi murid dalam pelajaran reading
- Guru bertanggung jawab atas perkembangan kemampuan membaca siswa, namun sering kali lebih fokus pada hasil tes.
- Dr. Joko Nurkamto menekankan pentingnya memahami alasan di balik jawaban murid dalam pengajaran reading.
- Disarankan untuk menggunakan teks otentik yang disederhanakan dalam mengajar reading.
- Penting untuk menerapkan berbagai strategi membaca, termasuk teknik bottom-up dan top-down.
- Teknik bottom-up digunakan saat pembaca kurang pengetahuan tentang materi, sedangkan teknik top-down digunakan untuk interpretasi ide dalam teks.
- Seminar dihadiri oleh 35 guru dari berbagai tingkat pendidikan menengah yang dilibatkan dalam kegiatan interaktif terkait pelajaran reading.
- Penerapan metode konvensional mengurangi motivasi siswa dalam pelajaran reading.
- Penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan penerimaan materi oleh siswa.
Penulis : Tya
Manahan (Espos) Sebagai fasilitator dalam proses belajar-mengajar di kelas, seorang gurubertanggung jawab atas kemampuan dan perkembangan reading (membaca-red) kepadaanak didiknya. Namun, kebanyakan guru-guru masih cenderung untuk hanyamemberikan tes dengan berorientasi kepada hasil.
"Para guru akan senang ketika murid menjawab dengan benar, tapi mereka tidakmenanyakan alasan dari jawaban tersebut," jelas Dr. Joko Nurkamto MPd, stafpengajar Program Pascasarjana Linguistik UNS. Hal itu disampaikan Joko dalamseminar bertema How to teach reading at school, yang digelar oleh LembagaPendidikan Bahasa Inggris ELTI Solo, di Hotel Agas Solo, akhir pekan lalu.
Menurut Joko, dalam mengajar reading para guru dianjurkan untuk, mengambilmateri dalam teks-teks otentik yang disederhanakan. Selain itu, guru juga harusbisa memicu perkembangan kemampuan reading dengan berbagai macam strategimembaca. Yang tidak kalah penting lagi, lanjut dia, pelajaran reading harusmemasukan teknik bottom-up dan top-down. "Teknik bottom up dipakai jika pembacatidak mempunyai pengetahuan cukup tentang materi reading atau ketika sudutpandang penulis berbeda dengan sudut pandang pembaca. Sedangkan teknik top-downdigunakan saat pembaca akan mencoba menginterpretasikan ide atau gagasan dariteks," ujarnya.
Dalam seminar yang diikuti oleh kurang lebih 35 guru SMU, SMK dan SLTP di Solo,para peserta juga diajak untuk melakukan activities yang terkait denganpelajaran reading. Dengan tidak meninggalkan muatan edukasi, peserta mengikutibeberapa permainan menarik seperti running, dictation, auction dan punch line.
"Dengan kegiatan ini, kami ingin berbagi pengalaman dengan para guru tentangtata cara mengajar reading di kelas," ujar Budi Santosa, selaku Ketua Panitia.
Selama ini, imbuh dia, dengan sistem mengajar yang cenderung masih konvensional,para murid kurang begitu termotivasi untuk menekuni pelajaran reading. Hal inimengingat; dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) Bahasa Inggris adalah salah satumata pelajaran yang diujikan. "Dengan berbagai macam game, biasanya para muridakan lebih mudah menerima materi," tegas Evelina Kusumawardhani salah satu stafELTI.
Sumber : SOLOPOS