Resensi Buku | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Resensi Buku


Kategori: Artikel

Penulis resensi di majalah Kristen masih amat langka. Beberapa majalah Kristen di Indonesia yang diterbitkan oleh berbagai lembaga keagamaan pada umumnya tidak menyediakan ruangan resensi. Yang banyak ialah iklan buku yang baru terbit dan umumnya diterbitkan oleh penyelenggara majalah itu juga. Berita buku itu hanya bersifat intern dan sekilas. Penulis resensi buku Kristen pun hampir tidak ada di dalam rubrik resensi yang hampir tiap hari muncul dalam berbagai surat kabar Indonesia. Apakah tidak ada buku yang diterbitkan oleh penerbit Kristen Indonesia yang layak untuk dibicarakan, baik dari segi kualitas maupun dari segi penampilannya?

Kalau kita memerhatikan majalah-majalah keagamaan yang terbit di Amerika Serikat, maka setiap kali terbit selalu menyediakan ruangan resensi mengenai buku yang baru terbit. Paling sedikit dua atau tiga buah resensi buku yang layak untuk dibaca dari berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan.

Apa Gunanya Resensi Buku?

Bagi Kaum Intelektual
Pembuat resensi buku sangat berjasa bagi kaum intelektual. Ia menjadi pengantara antara penulis dan pembacanya. Begitu banyak buku yang diterbitkan setiap hari, karena itu mustahil bagi seorang intelektual menjelajahi toko-toko buku dan memilih-milih buku mana yang diperlukannya. Dengan membaca resensi, ia dengan cepat mengetahui kekuatan dan kelemahan sebuah buku. Ia dapat memperoleh gambaran sementara mengenai isi buku yang baru terbit itu dan dapat segera memesannya apabila ia berniat menelitinya secara cermat.
Kaum intelektual dengan mudah memilih bidang yang dikehendakinya. Ia dapat membandingkan resensi yang satu dengan resensi lainnya, mengenai buku yang mungkin membicarakan topik yang sama. Ia memperoleh informasi tentang perkembangan berbagai bidang ilmu dan pengetahuan. Resensi bagaikan penuntun bagi kaum intelektual untuk memperoleh informasi dalam waktu yang singkat. Umumnya, resensi memberikan gambaran yang bersifat menyeluruh dan mengungkapkan kelebihan buku itu, atau informasi yang terdapat di dalamnya. Tentunya resensi yang bernilai ini ditulis oleh orang yang kompeten di bidangnya.

Bagi Kaum Awam
Bagi kaum awam, resensi berguna untuk mengetahui buku yang baik untuk dibaca. Mereka memperoleh pengetahuan yang kritis serta menimbulkan rasa ingin tahu mengenai isi yang sesungguhnya dikandung buku tersebut. Resensi juga meningkatkan wibawa surat kabar atau majalah yang memuatnya. Artikel seperti ini menimbulkan hubungan baik antara penerbit, kaum intelektual, dan pembaca yang kritis.

Bagaimana Menulis Resensi yang Baik?

Pengulas, peninjau, atau pembuat resensi selalu bertolak dari sudut pandang tertentu. Ia menilai, menimbang, dan mengevaluasi buku yang ada di hadapannya. Ketika ia membaca, ia harus bertanya kepada dirinya sendiri:

  1. Untuk siapakah ia membuat resensi buku itu?
  2. Kepada siapakah buku yang diulasnya itu ditujukan?
  3. Apakah buku itu ditulis untuk golongan kecil atau untuk umum?

Setelah itu, ia harus berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yang menyangkut isi buku itu sendiri.

  1. Apakah yang dibicarakan dalam buku itu?
  2. Apakah maksud penulisnya?
  3. Sejauh manakah ia berhasil mencapai tujuannya itu?
  4. Apakah tulisan itu mudah dipahami?
  5. Apakah bahasanya lancar dan enak dibaca?
  6. Apakah masalah atau ilmu yang dibahasnya berharga bagi kelompok umum atau hanya untuk kelompok khusus saja?
  7. Apakah cara penyajiannya menarik?
  8. Apakah penulis memang kompeten di bidang yang ditulisnya?
  9. Apakah tulisannya dibuat dengan riset yang memadai?
  10. Apakah gagasannya baru?

Sikap Pembuat Resensi

  1. Pembuat resensi harus mampu menunjukkan pendapatnya secara objektif.
  2. Menilai apa yang terdapat di dalam buku itu.
  3. Tidak dipengaruhi komentar orang lain.
  4. Memiliki pernyataan yang orisinal.
  5. Mampu membandingkannya dengan buku penulis yang sebelumnya.
  6. Mampu menunjukkan di mana kelemahan dan kekuatan buku itu.
  7. Tidak membahas pribadi penulisnya, melainkan tulisan itu sendiri.
  8. Tidak mengecam tanpa alasan dan tidak memuji tanpa pengetahuan.
  9. Dapat menunjukkan bagaimana cara mengapresiasi buku itu.

Syarat Minimum

  1. Pembuat resensi harus mampu menyatakan pertimbangan atas buku yang dibaca. Ia tidak boleh hanya menyatakan simpati atau antipati saja.
  2. Paling sedikit ia mampu menunjukkan bagian mana atau alinea mana yang menjelaskan bagaimana ia sampai kepada kesimpulan yang dibuatnya.
  3. Pertimbangan yang diberikan harus berdasarkan pikiran yang rasional. Harus memunyai landasan yang kuat sehingga tidak subjektif. Tidak dipengaruhi rasa suka atau tidak suka.

Jadi bisa dibuat kesimpulan sebagai berikut.

  1. Resensi yang baik masih belum digalakkan dalam majalah Kristen dewasa ini. Demikian pula buku-buku kristiani belum mendapat perhatian yang layak dari pembuat resensi di media massa yang terbit di Indonesia.
  2. Resensi sangat membantu kaum awam untuk memilih buku yang baik dan memudahkan kaum intelektual mencari buku yang kompeten di bidangnya.
  3. Resensi menjembatani penulis dengan pembacanya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Bagaimana Menjadi Penulis
Artikel Kristiani yang Sukses
Penulis : Drs. Wilson Nadeak
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989
Halaman : 48 -- 52

Komentar