Bila Anak Sulit Membaca | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Bila Anak Sulit Membaca


Kategori: Artikel

Kemampuan anak dalam membaca dipengaruhi oleh banyak faktor: metode pengajaran yang digunakan oleh guru, kualitas buku-buku yang digunakan, minat baca orang tua, serta kesiapan fisik dan mental (emosional) anak itu sendiri. Beberapa di antara faktor-faktor di atas berada di luar kendali orang tua, tetapi faktor-faktor lainnya ada di tangan mereka. Namun, apa pun penyebab kesukaran anak dalam membaca, para orang tua dapat berbuat banyak untuk membantu mereka mengatasinya.

Sebelum berusaha untuk memecahkan masalahnya, Anda perlu mengetahui duduk perkaranya dengan jelas. Anda harus mengetahui perbedaan antara apa yang disebut kesulitan membaca yang serius dan masalah yang sementara sifatnya.

Seorang anak yang lebih lambat dari anak-anak lain yang sebaya dalam proses pembelajaran membaca, tidaklah selalu berarti memunyai masalah serius dalam bidang ini. Tingkat perkembangan masing-masing anak dalam keterampilan membaca berbeda satu dengan lainnya. Beberapa anak mulai dapat membaca pada usia dini dan mengalami kemajuan yang pesat. Anak-anak lain baru dapat membaca pada usia yang lebih besar dan kemajuannya lambat. Kemampuan rata-rata dalam pembelajaran membaca ada di antara kedua ekstrim di atas.

Perbedaan tingkat perkembangan dalam kemampuan anak membaca tidak berkaitan dengan tingkat kecerdasan ("pandai" atau "bodoh") anak tersebut. Seorang anak yang dapat membaca sejak usia dini bukanlah berarti bahwa ia lebih pandai membaca dari mereka yang belajar membaca pada usia yang lebih besar, dan anak yang mulai membaca pada usia lebih besar tidaklah berarti bahwa ia memunyai masalah dalam pembelajaran membaca. Anak-anak memang belajar membaca pada tingkatan usia yang berbeda-beda, sama halnya dengan ketika mereka belajar berbicara atau berjalan.

Sebelum kita mencoba memahami tahapan perkembangan dalam pembelajaran membaca, perlu kita kenali lebih dahulu bagaimana proses membaca itu sendiri terjadi.

Membaca melibatkan serangkaian proses mental yang kompleks dan proses ini ditentukan oleh kematangan perkembangan struktur bagian otak tertentu:

  1. Pengenalan kata-kata.
  2. Proses "decoding" - kemampuan membaca huruf-huruf yang memunyai bunyi bermakna.
  3. Artikulasi bunyi - kemampuan membedakan berbagai bunyi dari huruf vokal tertentu (misalnya kata "makan" ada dua bunyi yang berbeda untuk vokal "a").
  4. Analisis sekuensial - menelusuri rangkaian huruf-huruf dan bunyi-bunyi yang ditimbulkannya.
  5. Persepsi (pengertian) mengenai berbagai konsep dan gagasan.

Setiap proses di atas merupakan fungsi neurofisiologis yang kompleks. Namun untuk menguasai proses membaca, anak tidak dapat hanya menguasai satu atau beberapa di antara kelima fungsi di atas, mereka juga harus menguasai kelima hal tersebut secara simultan (bersamaan).

Seorang anak yang perkembangannya normal (tidak mengalami gangguan fungsi otak atau fisik lainnya), keterampilannya dalam membaca meningkat secara bertahap namun terus-menerus. Di kelas satu SD mereka belajar bahwa lambang-lambang yang tertulis (huruf-huruf) memunyai arti tertentu, dan mereka menghimpun kosa kata sederhana dalam jumlah terbatas. Pada akhir tahun pertama ini, anak-anak rata-rata mampu mengenali sejumlah kata yang umum dan dapat memahami kata-kata yang masih asing baginya dengan cara mengeja dan menduganya berdasarkan konteks bacaan. Anak dapat membaca bacaan sederhana baik lisan maupun dalam hati.

Pada akhir kelas tiga SD, anak-anak dapat mengenali banyak kata-kata. Mereka dapat memahami apa yang mereka baca, kemampuan membaca dalam hati lebih cepat daripada membaca dengan bersuara, dan mereka bersikap positif terhadap kegiatan membaca. Sejalan dengan kemajuan belajar mereka di kelas empat, lima dan enam SD, perbendaharaan dan pengenalan kata-kata juga meningkat, demikian pula kemampuan komprehensif (kemampuan untuk memahami isi teks bacaan) serta keterampilan belajar dalam bidang-bidang lainnya.

Kesulitan dalam membaca timbul bila ada faktor-faktor dari anak itu sendiri, dari lingkungannya -- atau kedua-duanya -- yang menghambat perkembangan normal dalam keterampilan membaca. Seorang anak yang lambat perkembangannya, tetapi terus-menerus mengalami kemajuan, mungkin tidak mengalami kesulitan serius dalam membaca. Tanda-tanda adanya kesulitan membaca antara lain ialah:

  1. anak umumnya berprestasi rendah di sekolah dalam membaca dan mata pelajaran lainnya,
  2. menunjukkan perasan tidak suka terhadap pelajaran membaca, dan
  3. gelisah serta tegang bila membaca.

Bila putra-putri Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, tidaklah berguna untuk menyalahkan diri Anda atau mereka dengan sebutan "bodoh", "kurang menyimak di kelas", atau "malas". Sebaliknya, banyak kemajuan dapat dicapai bila Anda bekerja sama dengan anak Anda untuk mengatasi kesulitan ini.

Biasanya kesulitan membaca memunyai lebih dari satu penyebab, sehingga pemecahannya pun dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan. Banyak faktor yang memungkinkan timbulnya masalah-masalah dalam membaca: cara pengajaran yang kurang tepat, usia anak belum mencukupi, masalah-masalah penyesuaian diri dengan lingkungan, hambatan/cacat fisik, dan bahkan adanya tuntutan berlebihan untuk mencapai prestasi tinggi dari orang tua maupun guru kelas.

Anak-anak dengan kesulitan membaca dapat dijumpai pada hampir setiap tingkatan kemampuan intelektual. Kesulitan membaca biasanya disertai dengan masalah punyesuaian diri dan keadaan sosial. Kadang-kadang penyebab utamanya adalah masalah-masalah pribadi (emosional), tetapi lebih sering masalah pribadi itu justru timbul karena anak gagal dalam proses pembelajaran membaca. Untuk sebagian besar murid SD, gangguan emosional tersebut biasanya menghilang ketika mereka berhasil membaca dengan lebih baik.

Untuk menolong anak-anak yang mengalami kesulitan membaca, hal terpenting yang dapat Anda lakukan ialah membacakan cerita-cerita dengan suara keras. Hal ini penting khususnya pada usia prasekolah, tetapi orang tua harus melanjutkan kebiasan ini selama usia sekolah. Manfaat terbesar diperoleh melalui cara ini bila orang tua menjelaskan arti kata-kata yang tidak dipahami oleh anak dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang mendorong anak untuk berpikir. Pertanyaan-pertanyaan yang mendalam menuntut anak untuk menggunakan daya ingatnya dan memikirkan pengalaman-pengalaman mereka. Anak-anak juga perlu dituntun untuk menceritakan kembali isi cerita dan mendiskusikan tokoh-tokoh favorit mereka dan peristiwa-peristiwa tertentu yang menarik mereka. Adalah baik jika seorang ayah juga membaca bersama anak-anak atau membacakan sesuatu untuk mereka dan menjadi teladan (model) pria dalam hal minat baca.

Suatu kegiatan lain yang cukup efektif untuk menolong anak dalam mengatasi kesulitan membaca ialah menggunakan rekaman cerita/dongeng. Apabila kaset/pita rekaman cerita semacam ini sukar diperoleh di toko-toko buku terdekat, Anda dapat juga membuat rekaman cerita sendiri. Doronglah anak Anda untuk mendengarkan rekaman cerita tersebut sambil mengikuti jalan ceritanya dalam buku. Bila Anda membuat rekaman sendiri, pastikan bahwa Anda membaca lambat-lambat dan dalam ungkapan-ungkapan yang bermakna. Berikan cukup waktu untuk anak membuka halaman buku, dan tunjukkanlah kepadanva informasi-informasi yang penting melalui gambar-gambar dan grafik atau peta.

Berikanlah buku sebagai hadiah pada kesempatan-kesempatan yang tepat. Pilihlah cerita-cerita yang dapat membantu anak-anak untuk menghadapi masalah mereka, dengan mengidentifikasikan mereka dengan salah satu tokoh Yang berada dalam situasi serupa atau pilihlah buku-buku nonfiksi yang membahas bidang-bidang ilmu pengetahuan yang diminati oleh anak Anda.

Doronglah anak Anda untuk memanfaatkan buku sebagai cara untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Jadikan diri Anda sendiri sebagai teladan dalam kegemaran membaca dan sediakan waktu sebanyak mungkin untuk membacakan buku-buku kepada anak-anak Anda. Berikan pujian bila mereka aktif membaca. Bila kebiasaan membaca merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dalam keluarga Anda, anak akan merasakannya juga, dan meniru kesukaan tersebut.

Alkitab berkata bahwa pencobaan-pencobaan yang kita hadapi (kesulitan anak dalam membaca, kecemasan kita sebagai orang tua karena masalah ini) adalah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan kita (1 Kor. 10:13). Kita dapat sepenuhnya bergantung pada kesetiaan Allah yang berjanji untuk memberikan jalan keluar, berupa kesabaran dalam usaha kita untuk menolong anak-anak mengatasi kesulitan dalam membaca. (liu)

Sumber: "Helping A Child with Reading Problems" dalam Parents and Children (Wheaton, IL: Victor Books, 1987).

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama majalah : Kalam Hidup, No. 620,
September 1995, tahun ke-65
Penulis : Jim Worthington
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1995
Halaman : 20 -- 23

Komentar