Anugerah Berlimpah bagi Pendosa Terbesar | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Anugerah Berlimpah bagi Pendosa Terbesar


Kategori: Kesaksian Pembaca

Ditulis oleh: Irwan Tjulianto

Pada waktu saya baru saja menjadi Kristen, saya menemukan buku cerita bergambar perjalanan seorang musafir (diterbitkan oleh YKBK/OMF). Saya memandang buku ini sebagai bacaan yang menarik dan sangat menolong untuk melihat hidup kerohanian, terutama dalam hal penamaan karakter, tempat, dan penggunaan ayat-ayat Alkitab yang sangat tepat. Sebagai petobat baru pada saat itu, saya belum tahu apa-apa tentang siapa John Bunyan dan pengaruh karya-karyanya di dalam kekristenan. Beberapa buku tentang John Bunyan yang terbit di Indonesia pun hanyalah versi ringkas yang tidak banyak menguak pergumulan kehidupan rohani John Bunyan. Tapi kini saya sudah memiliki terjemahan otobiografinya.

Judul Anugerah Berlimpah bagi Pendosa Terbesar bagi Bunyan menggambarkan dengan tepat liku-liku perjalanan kehidupannya. Dengan jelas Bunyan melukiskan dirinya sebelum bertobat, dia adalah seorang yang menghabiskan seharian penuh dalam dosa namun batinnya selalu tersiksa dengan keberdosaannya itu (bab 1), dan bagaimana kemudian ia mulai tertarik dengan kehidupan agama, namun yang saat itu ia menjalaninya dengan penuh kemunafikan. Dia menganggap Kristen sebagai agama perbuatan (bab 2). Semua pergumulan jiwa yang dihadapinya membuat dia meragukan pikirannya sendiri dan kadang menganggapnya sebagai serangan Iblis (bab 3-7), sampai kemenangan anugerah Allah dalam hidupnya benar-benar nyata (bab 8) semuanya dipaparkannya dengan runtut, dan dengan yakin ia mengatakan bahwa pencobaan yang harus ia hadapi tetap ada. Namun sebagai seorang yang sudah ada dalam anugerah, imannya justru semakin dikuatkan setiap kali menghadapi pencobaan, pergumulan yang dihadapinya mempersiapkan dia menjadi pelayanan Injil yang setia bahkan ketika dia harus dipenjarakan (bab 9-11).

Otobiografi Bunyan ini adalah tulisan hati yang jujur. Sulit untuk membayangkan bahwa seorang tokoh gereja yang besar pada zamannya mau dan berani bersaksi sedemikian terbuka. Namun keterbukaan inilah yang menjadikan buku ini satu berkat tersendiri bagi setiap orang Kristen yang juga mengalami pergumulan pikiran dan peperangan dalam hatinya, dan menyadari, seperti Bunyan, bahwa beriman kepada Allah dan berharap pada anugerah-Nya bukanlah sesuatu yang sia-sia. Bunyan juga mengakui betapa ia berutang kepada sesama orang beriman dan rekan-rekan sepelayanan, khususnya istrinya yang memperkenalkan dia kepada iman Kristen dan yang terus setia mendampinginya ketika ia harus menghadapi banyak kesulitan, termasuk saat dia dipenjara karena iman dan pelayanannya. Hal ini membuat kita, di tengah budaya individualistik sekarang, menyadari bahwa seorang Kristen tidak pernah dimaksudkan menjadi 'ALone Ranger'. Dalam buku ini, Bunyan menyiratkan bahwa dia benar-benar memahami arti anugerah Allah dan sangat mensyukuri hidupnya. Berdasarkan apa yang dialaminya itu ia mengutip ucapan Rasul Paulus sebagai judul tulisannya (1Tim. 1:15). Dengan kata lain dalam buku ini Bunyan mencoba menjalani hidupnya menurut terang Firman Allah.

Meskipun gaya tutur Bunyan yang memang khas kaum Puritan di masanya terdengar puitis bagi pembaca modern yang lebih terbiasa dengan gaya lugas jurnalisme seperti yang sehari-hari mereka baca di koran atau dengar di TV, makna yang terkandung di dalamnya tetap bisa dimengerti. Anugerah Berlimpah bagi Pendosa Terbesar adalah satu cerminan hidup orang yang mengasihi Allah yang terlebih dulu mengasihinya. Buku ini juga bisa digunakan sebagai perenungan berharga bagi setiap pembaca. Jadi, ambil dan bacalah.

Informasi buku:

Judul buku : Anugerah Berlimpah bagi Pendosa Terbesar
Judul asli : Grace Abounding to the Chief of Sinners
Penulis : John Bunyan
Penerjemah : --
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2005
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 186 halaman

Komentar